Fenomena di AS! Ramai Warga Nggak Bisa Nabung, Gaji Selalu Habis
Jakarta, CNBC Indonesia - Banyak orang Amerika ternyata tak bisa menambung. Mereka hidup dari gaji ke gaji.
Ini setidaknya terungkap dari laporan CNBC International, dikutip Kamis (23/5/2024). Merujuk data LendingClub, sekitar 61% orang dewasa hidup dari paycheck to paycheck.
Ini berarti banyak warga bergantung pada gaji rutin untuk memenuhi biaya hidup yang penting. Hanya ada sedikit sekali atau bahkan tanpa sisa uang lagi.
Hal ini bukan isapan jempol. Survei lain dari Bankrate juga mengatakan demikian.
Hampir tiga perempat (72%) masyarakat Amerika mengatakan mereka tidak aman secara finansial, merujuk kondisi keuangan saat ini. Sekitar lebih dari seperempat pun menyebut mereka kemungkinan besar tidak akan pernah aman secara finansial.
"Sebenarnya ada jutaan orang yang berjuang," kata Wakil Presiden Aspen Institute Ida Rademacher, dilaman yang sama.
"Ini bukan sesuatu yang ingin dibicarakan orang tapi jika Anda berada di situasi di mana keamanan finansial Anda terasa sangat genting, Anda tidak sendirian," lanjutnya.
Perjuangan warga AS ini bukanlah hal baru. Setidaknya ini terlihat di survei Principal Financial Group 2010 di mana ditemukan 75% pekerja mengkhawatirkan masa depan keuangan mereka.
Terlebih lagi, sejak tahun 1979, upah bagi 90% masyarakat berpenghasilan terbawah hanya tumbuh 15% dibandingkan kelompok atas yang hanya 1% tapi penghasilan tumbuh 138%, menurut laporan Economic Policy Institute pada tahun 2015. Khusus saat ini, warga AS pun makin diberatkan dengan tingginya inflasi dan kenaikan suku bunga.
"Rata-rata pekerja membawa pulang US$3,308 (sekitar Rp 53 juta) per bulan setelah pajak dan tunjangan, berdasarkan data terbaru dari Biro Statistik Tenaga Kerja AS," kata laporan CNBC itu.
"Namun jika melihat biaya dari beberapa pengeluaran paling penting saat ini, mudah untuk melihat mengapa konsumen merasa tertekan," tambahnya.
Menurut Redfin, sewa bulanan rata-rata di AS adalah US$2,029 (sekitar Rp 32 juta). Sayangnya, jumlah tersebut sudah mencakup sekitar 61% dari rata-rata gaji yang dibawa pulang.
Dewan Riset Komunitas dan Ekonomi melaporkan bahwa pembayaran hipotek rata-rata untuk rumah seluas 2.400 kaki persegi adalah US$1.957 (Rp 31 juta) per bulan selama kuartal pertama tahun 2023. Ini menyumbang sekitar 59% dari rata-rata gaji yang dibawa pulang.
"Inflasi benar-benar merugikan stabilitas perumahan individu," kata perencana keuangan, CEO Collective Wealth Partners Kamila Elliott yang berbasis di Atlanta.
"Jika Anda mempunyai ketidakpastian dalam perumahan Anda, hal ini menyebabkan ketidakpastian di mana-mana," lanjut Elliot.
Dari data CNBC Internasional, gabungkan rata-rata pengeluaran orang Amerika sebesar US$690,75 (Rp 11 juta) setiap bulannya untuk makanan. Pengeluaran kesehatan yang rata-rata memakan biaya rata-rata orang Amerika sebesar US$96,42 (Rp 1,5 juta) per bulan.
Pengeluaran bisa mencapai US$2.816 (Rp 45 juta) untuk pelaku sewa dan US$2.744 (Rp 44 juta) untuk pemilik. Jumlah tersebut sudah mencakup lebih dari 85% dari rata-rata gaji yang dibawa pulang untuk rata-rata penyewa rumah di Amerika dan hampir 83% untuk rata-rata pemilik rumah di Paman Sam.
"Jumlah ini tidak termasuk pengeluaran penting lainnya seperti transportasi, perawatan anak, dan pembayaran utang," muat laman itu.
"Banyak yang masih di mana mereka hanya mencoba mencari cara untuk memenuhi kebutuhan," tambahnya mengutip Presiden Aspen Institute Ida Rademacher lagi.
(sef/sef)