Jumlah Gen Z Nganggur RI Belum Ada Apa-Apanya Dibanding India-Brazil

Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
22 May 2024 10:05
Ilustrasi Gen Z. (Dok. Freepik)
Foto: Ilustrasi Gen Z. (Dok. Freepik)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Indonesia mengungkapkan persentase Gen Z atau anak muda yang menganggur, tidak sekolah, dan tidak sedang mengikuti pelatihan (Not in Employment, Education, and Training/NEET) tidaklah lebih besar dibanding di India dan Brazil.

Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari mengatakan persentase terbaru untuk angka NEET Indonesia per Februari 2024 sebetulnya juga hanya tersisa 19,3% atau setara 8,5 juta orang, Lebih baik dari posisi Februari 2023 yang sebesar 20,48% atau sebanyak 9,12 juta orang.

"Dibanding setahun lalu, Februari 2023, sebetulnya juga menurun 1,1 percentage poin setara 600 ribu orang sebetulnya anak mudah NEET sudah terentaskan," kata Denni dalam program Power Lunch CNBC Indonesia, Rabu (22/5/2024).

Adapun di negara lain, seperti di India, Denni mengatakan, persentase Gen Z atau anak muda berusia 15-24 tahun nya sudah sebesar 25,8% dari total jumlah penduduk berusia tersebut. Sementara itu, di Brazil persentasenya menurut Denni juga sudah sebesar 21% untuk angka NEET nya jauh di atas Indonesia.

"Jadi begini, kalau kita melihat statistik antar negara memang untuk negara-negara berkembang dalam ukuran yang besar similar seperti Indonesia angka NEET ini agak besar," ucap Denni.

Denni menjelaskan, sebetulnya ada berbagai penyebab anak muda di Indonesia termasuk di negara-negara itu tak mampu terserap dunia kerja, dunia pendidikan, hingga pelatihan. Dari sisi ketenagakerjaan misalnya, salah satu penyebabnya ialah tak nyambungnya antara skill yang mereka miliki dengan skill kebutuhan industri atau perusahaan.

"Bisa saja skill mismatch, skill yang mereka miliki beda dengan yang dituntut perusahaan," tegasnya.

Sementara itu, bila terkait dunia pendidikan dan dunia pelatihan, supaya anak muda itu memiliki skill tambahan sesuai kebutuhan tempat kerja, menurutnya dipicu oleh tidak adanya biaya atau modal untuk masuk ke sana. Menyebabkan mereka tidak mampu masuk ke dunia pendidikan dengan jenjang lebih tinggi, termasuk dunia pelatihan.

"Yang kedua itu adalah mereka tidak punya uang untuk berlatih, ini yang terkait dengan not in training, dan yang ketiga atau yang satu lagi tidak sedang kuliah juga bisa karena alasannya tidak punya uang," ujar Denni.

"Tapi on top dari itu bisa saja loker (lowongan kerja) yang ada juga tidak terlalu banyak atau tidak diketahui oleh anak-anak muda kita," ungkapnya.

Denni mengatakan, yang menjadi persoalan saat ini memang adalah anak muda yang tak terserap di dunia kerja, meski sudah memiliki gelar sarjana atau telah menyelesaikan kuliah. Penyebabnya ialah jurusan perkuliahan yang mereka ikuti tak ada kaitannya dengan kebutuhan perusahaan di Indonesia.

"satu hal adalah kita tahu fenomena over education under skill, S1 tapi skill nya tidak terlalu mumpuni, nah di sini kemudian kalau kita sudah keluar uang, orang tua keluar uang untuk kuliah, pasti kita punya persepsi upah yang saya terima harusnya segini, tapi unfortunately mungkin upah yang ditawarkan perusahaan nilainya lebih rendah, sehingga mereka tidak mau menerima pekerjaan yang available," kata Denni.

Sebagai informasi, data Gen Z yang menganggur dan tidak kuliah atau tidak sedang dalam dunia pendidikan itu terekam dalam data Badan Pusat Statistik (BPS). Pada 2023 sendiri, secara total terdapat 9,9 juta penduduk usia muda (15-24 tahun) tanpa kegiatan atau youth not in education, employment, and training (NEET) di Indonesia.

Kebanyakan dari mereka adalah Gen Z yang harusnya tengah di masa produktif. Gen Z merupakan generasi yang lahir pada 1997-2012. Mereka sekarang berusia 12-27 tahun.

Persentase penduduk usia 15-24 tahun yang berstatus NEET di Indonesia mencapai 22,25% dari total penduduk usia 15-24 tahun secara nasional.

BPS mendefinisikan NEET sebagai penduduk usia 15-24 tahun yang berada di luar sistem pendidikan, tidak sedang bekerja, dan tidak sedang berpartisipasi dalam pelatihan. Hal ini mengindikasikan adanya tenaga kerja potensial yang tidak terberdayakan.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 10 Juta Gen Z Nganggur, Menteri Jokowi: Kita Cari Solusinya!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular