Internasional

13 Fakta Turbulensi Maut Singapore Airlines, Kronologi Terjun & Sebab

sef, CNBC Indonesia
Rabu, 22/05/2024 06:35 WIB
Foto: Singapore Airlines

Jakarta, CNBC Indonesia - Turbulensi hebat membuat pesawat Singapore Airlines SQ321 mengalami pendaratan darurat di Bangkok, Thailand, Selasa sore waktu setempat. Bahkan satu orang dilaporkan tewas akibat kejadian tersebut.

Lalu bagaimana fakta-fakta kejadian tersebut? Berikut dirangkum CNBC Indonesia, Rabu (22/5/2024).


1.Turbulensi Hebat di Atas Myanmar

Mengutip AFP, pesawat Singapore Airlines SQ321 itu sebenarnya memiliki rute penerbangan Bandara Heathrow London, Inggris, ke Changi Airport, Singapura. Namun turbulensi ekstrem tiba-tiba terjadi selama lebih dari satu menit di ketinggian 11.300 meter (37.000) kaki, sekitar 11 jam setelah pesawat berangkat dari London.

Turbulensi menyerang persis saat pesawat berada di atas Myanmar, Cekungan Irrawaddy. Di mana, dalam laporan yang sama, disebut turbulensi naik dan turun dengan hebat terjadi beberapa kali.

Mengutip FlightRadar.24 ini pesawat disebut turun 6.000 kaki, dari 37.0000 kaki ke 31.000 kaki dalam waktu lima menit. Meski begitu, masih mengutip AFP, penurunan tajam terkendali dan pesawat kemudian dialihkan ke Bangkok.

"Pada pukul 15.35 bandara menerima panggilan darurat dari penerbangan Singapore Airlines yang mengatakan ada penumpang di dalamnya yang terluka akibat turbulensi, dan meminta pendaratan darurat," kata Bandara Suvarnabhumi dalam sebuah pernyataan.

"Pesawat mendarat di bandara dan tim medis dikirim untuk merawat semua korban luka," tambahnya.

2.Mendarat Darurat Pukul 15:45

Secara rinci, laporan lain menyebut pesawat mendarat pukul 15:45 waktu Bangkok.

General Manager Bandara Suvarnabhumi Bangkok Thailand Kittipong Kittikachorn mengatakan ke CNN International, pihaknya diberi tahu pendaratan darurat sekitar 10 menit sebelum pendaratan.

3.Satu Tewas

Dilaporkan satu tewas dalam insiden Singapore Airlines SQ321 itu. Korban tewas merupakan seorang pria berkewarganegaraan Inggris, berusia 73 tahun.

Mengutip CNN International, ia bernama Geoff Kitchen. Hingga berita diturunkan proses otopsi terhadap korban masih berlangsung.

"Penyelidikan awal menunjukkan bahwa almarhum menderita penyakit jantung," kata General Manager Bandara Internasional Suvarnabhumi Bangkok Kittipong Kittikachorn.

Kematian Kitchen dikonfirmasi oleh Thornbury Musical Theatre Group (TMTG), sebuah lembaga tempat dia bekerja selama lebih dari 35 tahun. Dalam sebuah postingan Facebook digambarkan bahwa Kitchen adalah "seorang pria dengan kejujuran dan integritas tertinggi" dan yang "selalu melakukan apa yang seharusnya dilakukan tepat untuk grup".

Di sisi lain, konfirmasi kematian warganya juga dikonfirmasi Kementerian Luar Negeri Inggris. Pemerintah mengatakan kepada CNN bahwa mereka memberikan bantuan kepada keluarga seorang penumpang Inggris yang meninggal dalam penerbangan Singapore Airlines.

4.Sebanyak 71 Orang Terluka

Sementara itu, mengutip AFP, 71 orang terluka karena turbulensi tersebut. Ada sekitar enam di antaranya yang mengalami luka parah.

Namun mengutip CNN International, sebanyak 30 penumpang dirawat di rumah sakit. Sementara yang lain menerima perawatan rawat jalan di bandara.

"Beberapa penumpang yang terluka dikirim ke Rumah Sakit Samitivej Srinakarin terdekat," kata Kittikachorn.

"Hampir 200 pelancong sedang menunggu untuk mengambil penerbangan selanjutnya ke tujuan mereka," katanya lagi menyebut sebuah pesawat Singapore Airlines lain yang membawa 131 penumpang dari 211 orang, yang berangkat dari Bangkok ke Singapura.

5.Ada Korban Tewas Lain di RS?

Media Thailand Khaosod sempat melaporkan ada satu korban lain meninggal di RS Thailand. Namun hingga berita ini diturunkan belum ada konfirmasi lebih lanjut.

6.Bawa 211 Penumpang dan 18 Awak

Penerbangan itu sendiri membawa 211 penumpang dan 18 awak. Dalam manifest pesawat setidaknya ada 56 orang warga Australia, 47 warga Inggris dan 41 warga Singapura dalam penerbangan.

7.Pesawat Boeing 7373-300 ER

Sementara itu, diketahui pesawat yang digunakan maskapai kala itu adalah Boeing 777-300 ER (Extended Range). Dalam catatan CNBC Indonesia, Boeing 777-300ER adalah seri jarak jauh Boeing 777-300, dan masuk masa pelayanan pada tahun 2004.

Pesawat itu, dikirim pertama kali untuk Air France. Maskapai Garuda Indonesia, mengutip laman website pesawat juga menggunakan seri ini untuk penerbangan jarak jauh.

Halaman 2>>> Pernyataan Singapore Airlines-Boeing, Penyebab dan Perubahan Iklim


(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Pesawat Air India Jatuh di Tengah Kota, Picu Ledakan Besar

Pages