Internasional

Respons Biden soal Kematian Presiden Iran Jadi Sorotan, Ada Apa?

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
21 May 2024 10:00
Gedung Putih di Washington, AS. (AP Photo/Pablo Martinez Monsivais/File Foto)
Foto: Gedung Putih di Washington, AS. (AP/Pablo Martinez Monsivais/File Foto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Tewasnya Presiden Iran Ebrahim Raisi dalam sebuah kecelakaan helikopter, Minggu, memicu reaksi dunia. Reaksi pun tak terkecuali juga dilakukan Amerika Serikat (AS), yang notabenenya menjadi 'musuh' Iran.

Dalam sebuah pernyataan yang dirilis atas nama juru bicara Departemen Luar Negeri Matthew Miller, pemerintah AS menyatakan "belasungkawa resmi" atas kematian Raisi dan delegasinya. Ia menambahkan harapan Washington untuk pemilihan presiden Iran berikutnya.

"Ketika Iran memilih presiden baru, kami menegaskan kembali dukungan kami terhadap rakyat Iran dan perjuangan mereka untuk hak asasi manusia dan kebebasan mendasar," kata Miller seperti dikutip AFP, Selasa (21/5/2024).

Anehnya, pernyataan ini tidak diberikan Gedung Putih saat konferensi pers harian yang diadakan Senin tengah hari. Mengutip sorotan The Independent misalnya, saat kecelakaan terjadi Minggu, berbeda dari sejumlah negara lain Presiden AS Joe Biden juga tidak memberi pernyataan langsung.

Hanya juru bicara Presiden AS Joe Biden, Karine Jean-Pierre yang mengatakan kepada wartawan di pesawat Air Force One bahwa Biden telah diberi pengarahan mengenai situasi tersebut. Tapi, tak ada penjelasan lebih lanjut.

"Gedung Putih Biden tetap bungkam atas kematian presiden dan menteri luar negeri Iran," tulis laman itu dijudulnya.

"Sebuah gejala dari apa yang menurut para pengkritik pemerintah adalah ketidakmampuan untuk menguraikan kebijakan dan visi yang jelas untuk masa depan Timur Tengah," tambahnya.

Sementara itu, seorang juru bicara Departemen Luar Negeri mengatakan bahwa pendekatan AS terhadap Iran sebenarnya "tetap tidak berubah". Ini terjadi meskipun Raisi meninggal.

"AS akan terus mendukung rakyat Iran dan membela hak asasi mereka," tegasnya.

"Kami akan terus menghadapi dukungan rezim Iran terhadap terorisme, proliferasi senjata berbahaya, dan kemajuan program nuklirnya dengan cara yang tidak memiliki tujuan sipil yang dapat dipercaya," tambah juru bicara itu.

Di sisi lain, jawaban mengejutkan datang dari sejumlah individu di parlemen AS, The Capitol. Kelompok konservatif di bidang kebijakan luar negeri AS justru merayakan kejatuhan dan kematian Raisi.

"Jika Raisi meninggal, dunia kini menjadi tempat yang lebih aman dan lebih baik," tulis Senator Partai Republik, Rick Scott, yang bertugas di komite Angkatan Bersenjata dan Keamanan Dalam Negeri di majelis tinggi, di X.

"Orang jahat itu adalah seorang tiran dan teroris. Dia tidak dicintai atau dihormati & dia tidak akan dirindukan oleh siapa pun. Jika dia pergi, saya benar-benar berharap rakyat Iran memiliki kesempatan untuk merebut kembali negara mereka dari para diktator yang kejam," tambahnya.

Mantan Wakil Presiden era Donald Trump, Mike Pence, juga ikut melontarkan pernyataan yang keras atas kematian Raisi. Wakil Presiden era Trump itu menyebut dengan wafatnya Raisi, dunia menjadi tempat yang lebih aman.

"Harapan dan doa saya adalah kematian Raisi akan memberikan kesempatan kepada rakyat Iran untuk mengklaim hak asasi mereka atas kebebasan dan mengakhiri kekuasaan teror lama Iran," ujarnya.

AS sendiri memiliki hubungan yang terus tegang dengan Iran. Makin buruknya hubungan kedua negara yang tak menjalin jaringan diplomatik itu terjadi setelah Presiden Trump menarik diri dari perjanjian nuklir Iran pada tahun 2018 yang membuat Negeri Para Mullah itu mulai kembali dijatuhi deretan sanksi oleh AS.

Terbaru, Washington dan Teheran memanas pasca serangan Israel ke Gaza pada 7 Oktober silam. Iran mendukung milisi Gaza Palestina Hamas dan proksi-proksinya seperti Hizbullah di Lebanon, Houthi di Yaman, serta beberapa kelompok di Irak untuk melancarkan serangan ke Israel dan juga pangkalan militer AS, yang dianggap sekutu dekat Tel Aviv.

Baik Washington dan Tel Aviv pun telah merespon serangan-serangan proksi Iran itu. AS telah beberapa kali mengambil langkah untuk menyerang milisi sokongan Iran di Irak, sementara Israel pun pernah menyerang konsulat Iran di Damaskus, Suriah.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Geger Biden Sudah "Pikun", Dokumen Rahasia AS Terungkap

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular