
Nah! Ini Beda Penyebab Gen Z Nganggur di Indonesia, Jepang dan Jerman

Jakarta, CNBC Indonesia - Masalah banyaknya anak muda yang menjadi pengangguran ternyata tidak hanya dihadapi Indonesia. Negara maju seperti Jerman dan Jepang juga pernah mengalami hal serupa.
Deputi Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Maliki mengatakan penyebab banyaknya anak muda yang menganggur di Indonesia berbeda dengan Jerman dan Jepang. Di Jepang, kata dia, banyak anak muda yang menganggur karena masih terlalu bergantung dari duit orang tua.
"Mereka sangat nyaman dengan kondisi rumahnya, akhirnya mereka tidak mau bekerja setelah lulus karena masih ditopang oleh orang tuanya," tegas Maliki kepada CNBC Indonesia, dikutip Selasa, (20/5/2024).
Selain karena faktor 'manja', Maliki mengatakan faktor adanya tunjangan bagi pengangguran juga menjadi penyebab masalah ini muncul di Jepang. Masalah serupa, kata dia, juga terjadi di Jerman. Dia mengatakan tunjangan pengangguran yang ada di Jerman, justru menjadi bumerang bagi negara tersebut.
"Begitu nyamannya program-program kesejahteraan di mereka sehingga mereka bisa lebih banyak tidak melakukan apa-apa," kata dia.
Sebelumnya, banyaknya anak muda yang tidak memiliki pekerjaan ataupun kegiatan di Indonesia menuai sorotan. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pada 2023 terdapat sekitar 9,9 juta penduduk usia muda (15-24 tahun) tanpa kegiatan atau youth not in education, employment, and training (NEET). Dari 9,9 juta orang tersebut, 5,73 juta orang merupakan perempuan muda sedangkan 4,17 juta orang tergolong laki-laki muda.
Kebanyakan dari mereka adalah Gen Z yang harusnya tengah di masa produktif. Gen Z merupakan generasi yang lahir pada 1997-2012. Mereka sekarang berusia 12-27 tahun. Persentase penduduk usia 15-24 tahun yang berstatus NEET di Indonesia mencapai 22,25% dari total penduduk usia 15-24 tahun secara nasional.
Maliki mengatakan untuk Indonesia ada beberapa faktor yang menyebabkan anak muda menjadi pengangguran. Dia mengatakan salah satunya adalah para pemuda itu merasa tidak percaya diri untuk melamar kerja, karena sudah terlalu lama menganggur.
Selain itu, dia juga menduga anak muda tersebut kesulitan mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan pendidikannya. Sementara itu, sebagian lainnya masih bingung antara meneruskan sekolah atau langsung bekerja.
"Di Indonesia saya kira lebih kepada discourage worker ataupun lulusan yang masih mencari-cari, atau berpikir kira-kira saya mau sekolah atau melanjutkan bekerja," ujar Maliki.
Maliki mengatakan kondisi di Indonesia itu mirip dengan yang terjadi di Amerika Serikat maupun India. Dia mengatakan negeri Paman Sam juga menghadapi masalah pengangguran di kalangan anak muda karena sulitnya mencari kerja.
"Saya juga dengar di Amerika punya pola yang sama, ada kecenderungan lulusan perguruan tinggi dengan bidang-bidang tertentu susah mendapatkan pekerjaan," katanya.
(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 10 Juta Gen Z Nganggur, Menteri Jokowi: Kita Cari Solusinya!