
Sri Mulyani Buka 'Luka Lama' di Masa Krisis 2008

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menceritakan kembali beratnya penyusunan Kebijakan Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal atau disingkat KEM PPKF di masa krisis keuangan global 2008.
Menurut Sri Mulyani, krisis 2008 tersebut nyaris melumpuhkan sistem keuangan dunia dan menyebabkan kontraksi ekonomi global sebesar 0,14%.
"Ini adalah kontraksi pertama kali sejak great depression 1932," katanya, dalam Rapat Paripurna Masa Sidang ke V Tahun 2024, Senin (20/5/2024).
Pasar keuangan global saat itu mulai mengalami guncangan hebat, termasuk Indonesia, pada 2008. Yield SBN Indonesia tenor 10 tahun melonjak hingga mencapai 21%. Sementara itu, IHSG turun tajam sebesar 50%.
"Kepercayaan pasar merosot Indonesia melakukan penyesuaian kebijakan ekonomi makro dan fiskal hingga dampak guncangan global ke ekonomi dapat diminimalkan dan ekonomi Indonesia tetap mampu tumbuh 4,6% pada 2009," ujarnya.
Saat itu, pemerintah AS dan Eropa melakukan penyelamatan dan stabilitas sistem keuangan dan perekonomian melalui kebijakan penurunan suku bunga secara drastis, mendekati 0%. Pada masa itu, likuiditas dolar AS digelontorkan secara masif. Hal ini dilakukan guna menekan kejatuhan pasar global.
"China sebagai perekonomian terbesar dunia juga melakukan stabilitas nilai tukar dan stimulus ekonomi untuk meminimalkan dampak negatif krisis keuangan global," katanya.
Alhasil, Sri Mulyani mengungkapkan krisis keuangan global selalu menjadi contoh berat dalam meramu KEM PPKF dan mendorong KEM PPKF untuk mengatasi krisis tersebut.
(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sri Mulyani: Cuma 4 Negara yang Tumbuh 5%, RI Salah Satunya!
