Jokowi Tekankan Pentingnya Peran Air Buat Perdamaian Dunia

Badung, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo menekankan pentingnya pengelolaan air untuk kepentingan kehidupan dan kepentingan bersama. Dia menegaskan Bank Dunia mencatat kekurangan air bisa membuat pertumbuhan ekonomi terhambat hingga 6% pada 2050. Untuk itu penting bagi negara-negara untuk mencari jalan keluar dari krisis air yang membayangi dunia.
"Bahkan pada 2050 diperkirakan 500 juta petani kecil sebagai penyumbang 80% pangan dunia diprediksi paling rentan mengalami kekeringan. Tanpa air tidak ada makanan, tidak ada perdamaian, tidak ada kehidupan. No water, no life, no growth," ujar Jokowi saat membuka World Water Forum ke-10, Senin (20/5/2024).
Pasalnya, dari 70% air yang ada di dunia, hanya 1% yang bisa digunakan untuk air minum dan keperluan sanitasi. Untuk itu, Jokowi menegaskan setiap tetes air sangat berharga.
Indonesia pun telah menerapkan kearifan lokal dan budaya dalam mengelola air dari sepanjang garis pantai, pinggiran aliran sungai, hingga tepian danau.
"Masyarakat kami memiliki nilai budaya air, salah satunya adalah sistem pengairan subak di bali dipraktikkan sejak abad ke 11 yang lalu dan diakui sebagai warisan budaya dunia. Bagi masyarakat Bali air adalah kemuliaan yang mengandung nilai-nilai spiritual dan budaya yang harus dikelola bersama," ujar dia.
Kearifan lokal ini pun sejalan dengan tema air untuk kemakmuran bersama yang dimaknai dengan 3 prinsip dasar. Pertama, menghindari persaingan. Kedua mengedepankan pemerataan dan kerjasama inklusif. Terakhir, menyokong perdamaian dan kemakmuran bersama.
"Ketiganya hanya berwujud dengan kata kunci yaitu kolaborasi," ujarnya.
Kolorasi menurut Jokowi juga telah menjadi 'modal' merestorasi Sungai Citarum serta pengembangan energi hijau. Hal ini tercermin dari solar panel terapung Cirata yang terbesar di Asia Tenggara dan ketiga di dunia.
Dalam 10 tahun terakhir Indonesia juga telah memperkuat infrastruktur air dengan membangun 42 bendungan, 1,18 juta hektar jaringan irigasi, dan 2.100 km pengendali banjir dan pengamanan pantai. Selain itu, Indonesia juga melakukan rehabilitasi terhadap 4,3 juta ha jaringan irigasi.
"World water forum ke-10 sangat strategis untuk merevitalisasi aksi nyata dan komitmen bersama dalam mewujudkan manajemen sumber saya air terintegrasi," kata dia.
Presiden World Water Council (WWC) Loic Fauchon mengatakan pihaknya mendorong masyarakat untuk mendukung perbaikan ekosistem dan keanekaragaman hayati. Para kepala negara menurutnya memiliki tanggung jawab besar untuk melakukan upaya-upaya perbaikan.
"Untuk itu kami menyampaikan, bahkan kami membutuhkan anda semua untuk mengerti dan berkomitmen, karena air adalah politik, dan di masa depan air juga akan menjadi hydro diplomatic," kata Loic.
Dia mendorong kepala negara untuk memahami isu air yang terjadi di negaranya.
"Kita selalu bicara iklim tapi kekurangan air juga bisa berpengaruh pada pertumbuhan demografi, mengontrol polusi, dan konsekuensi untuk public kesehatan masyarakat," tambahnya.
(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ramalan Jokowi Soal Krisis Air Dunia, 500 Juta Petani Kecil Terancam!