
Ekonom Senior: Prabowo Bisa Jadi Juru Selamat Ekonomi RI di Kuartal II

Jakarta, CNBC Indonesia - Ekonom senior Raden Pardede menilai masih terdapat potensi yang bisa mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai lebih dari 5% pada kuartal II-2024. Dia meyakini faktor Pemilihan Presiden satu putaran dapat meningkatkan masuknya investasi ke Indonesia pada Kuartal II-2024.
Raden menilai pertumbuhan ekonomi pada kuartal I sebesar 5,11% sudah sangat bagus. Namun, dia mengakui terdapat perlambatan dari sisi realisasi investasi sebagai kontributor pertumbuhan pada kuartal I kemarin.
"Perlambatan ini berkaitan dengan adanya siklus politik dan juga pemilu," kata Raden kepada CNBC Indonesia TV, dikutip Senin, (20/5/2024).
Dia mengatakan penyelenggaraan Pemilu di satu sisi telah menaikan belanja pemerintah. Namun, di sisi lain juga membuat para investor mengambil sikap menunggu. Karena itulah, pertumbuhan investasi di Indonesia pada kuartal 1 mengalami perlambatan.
Namun, dia yakin dengan hasil Pemilu 2024 yang hanya diselenggarakan satu putaran dapat meningkatkan keyakinan investor untuk masuk. Dengan demikian, dia memprediksi pertumbuhan investasi pada kuartal II ini akan lebih baik dan bisa menopang pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
"Persoalan wait and see sudah selesai karena sudah jelas pemenangnya dan tidak ada Pemilu ronde 2," kata dia.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Indonesia meraih pertumbuhan ekonomi sebesar 5,11% pada kuartal I-2024. Pertumbuhan ini ditopang oleh konsumsi masyarakat yang tumbuh 4,96%, faktor belanja pemerintah terkait Pemilu dan momen bulan puasa, serta persiapan lebaran.
Kendati pertumbuhan ekonomi itu melampau target pemerintah, sejumlah ekonom menilai daya beli masyarakat tengah tertekan akibat inflasi.
Hal itu terlihat dari pertumbuhan konsumsi masyarakat yang tak mampu melampaui pertumbuhan nasional, padahal sudah ditopang oleh momen bulan puasa dan menjelang Idul Fitri. Sejumlah ekonom khawatir pertumbuhan ekonomi pada kuartal II nanti tidak akan melampaui 5%.
Meski demikian, Raden menilai pada saat persiapan menjelang lebaran, masyarakat justru menahan konsumsinya. Dia mengatakan masyarakat mulai jor-joran berbelanja justru pada saat Idul Fitri dan setelahnya yang jatuh pada kuartal II tahun ini. Karenanya, dia meyakini hal itu justru akan ikut berkontribusi pada pertumbuhan kuartal II.
"Pada saat misalkan mau lebaran, di bulan puasa memang ada pengurangan dari belanja, tapi pada saat setelah lebaran dia akan naik," katanya.
Sebaliknya, Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro justru ragu pertumbuhan pada kuartal II tahun ini akan sebaik pada kuartal I. Dia mengatakan momen musiman yang kerap menjadi penopang pertumbuhan semuanya menumpuk di kuartal I.
Dia menilai sentimen pertumbuhan pada kuartal II hanya berasal dari dimulainya tahun ajaran baru dan panen raya. Panen raya, kata dia, juga tidak akan besar memberikan kontribusi pada pertumbuhan.
"Kalau dikumpulkan sentimennya kecil, makanya kami selalu bilang tantangan 2024 ada di Q2, Q3," kata dia.
(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ekonom Kompak! 1 Putaran Pilpres Lebih Baik untuk Ekonomi RI, Tapi...