
Prabowo Target Ekonomi RI Tumbuh 8%, Ini Komentar Bankir & Ekonom

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden terpilih Prabowo Subianto percaya diri pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 8% di masa kepemimpinannya. Pernyataan itu disampaikan Prabowo dalam sesi dialog Qatar Economic Forum di Doha, Qatar, Rabu (15/4/2024).
"Saya sangat percaya diri. Saya sudah berbicara dengan ahli saya, saya mempelajari angka, saya sangat percaya kita bisa dengan mudah mencapai 8% dan saya bertekad untuk melampaui (to go beyond)," ujar Prabowo.
"Menurut saya dalam waktu 2-3 tahun. Yes," lanjutnya saat kembali ditanya perihal proyeksi tersebut.
Prabowo menegaskan pembangunan bangsa merupakan sebuah proses jangka panjang. Dia mengatakan, Presiden Joko Widodo telah membangun fondasi yang kuat.
"Saya bertekad membangun di atas fondasi itu," kata Prabowo.
Cluster CEO, Indonesia and ASEAN Markets Standard Chartered Bank Indonesia (SCB) Rino 'Donny' Donosepoetro menilai target tersebut bisa tercapai, hanya saja ada banyak pekerjaan rumah (PR) yang perlu dibenahi oleh presiden terpilih.
Pertama, dia mengatakan Indonesia harus menjadi negara yang mempunyai kepastian hukum untuk dunia usaha. Kedua, ada beberapa sektor yang harus menjadi fokus peningkatan kinerja, seperti di sektor minyak hingga sektor makanan. Menurut Donny, hal ini harus dilakukan agar Indonesia bisa menjadi bagian dari rantai pasok dunia.
Upaya ini membutuhkan kebijakan yang tepat dan sesuai agar iklim investasi tetap kondusif. Dia mencontohkan, di dalam sistem rantai pasok global, investasi Tesla tidak mungkin masuk semua di Tanah Air.
"Misalnya Tesla bangun pabriknya di Indonesia. Dari A sampai Z-nya kan (end to end) enggak mungkin (dipasok) dari Indonesia semua. Ada bagian mananya yang harus kita impor," katanya, dikutip Jumat (17/5/2024).
Kondisi ini harus dipersiapkan aturannya. Sementara itu, Senior Economist Standard Chartered Bank Indonesia Aldian Taloputra menilai ada pekerjaan rumah yang harus dibereskan Prabowo guna mencapai target. Salah satu pekerjaan rumah tersebut adalah mengenjot konsumsi nasional. Konsumsi ini, kata Aldian, akan ditentukan oleh pendapatan masyarakat.
Konsumsi tumbuh seiring dengan pertumbuhan pendapatan. Dengan demikian, dia menilai Indonesia perlu menarik investasi guna membuka lapangan kerja baru secara masif.
"Itu artinya, lapangan pekerjaan harus besar. Berarti investasi harus kencang. Kalau investasi kencang, business plan-nya, kepastian hukum, ekspor impor akan menjadi milestone," tegas Aldian.
(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Potret Aktivitas Tanjung Priok, Gambaran Ekonomi RI Bergairah!
