Efek Kebanyakan Impor Gula, Perdagangan RI Tekor dari Brasil
Jakarta, CNBC Indonesia - Neraca perdagangan Indonesia defisit dengan Brasil pada April 2024. Hal ini disebabkan oleh dominasi impor gula hingga ampas industri makanan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) neraca perdagangan Indonesia defisit atau tekor US$ 388,3 juta dengan Brasil pada April 2024.
Defisit neraca ekspor dan impor itu membengkak dari catatan Maret 2024 sebesar US$ 359 juta. Pada April 2023 pun defisitnya hanya sebesar US$ 215,9 juta.
"Sepanjang periode Mei 2020-April 2024 pun Brazil menjadi salah satu negara penyumbang defisit terbesar senilai US$ 9,64 miliar," kata Deputi Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini saat konferensi pers, Rabu (15/5/2024).
Pudji mengatakan, tekornya neraca perdagangan Indonesia terhadap Brasil itu disebabkan impor gula dan kembang gula yang termasuk ke dalam golongan HS 17.
"Utamanya adalah HS 17011400 itu other cane sugar ya ini adalah komoditas yang diimpor dari Brazil," ucap Pudji.
Selain itu adalah barang-barang yang termasuk ke dalam kode HS 23, yakni ampas atau sisa industri makanan. Utamanya, kata Pudji, adalah barang yang tergolong HS 23040090.
"Ampas atau sisa industri makanan yaitu utamanya HS 23040090 ya atau yaitu oil cake and other solid residue whether or not ground or in the form of pallate and resulting from the extraction of soybean oil and other soybean meal," tutur Pudji.
Selain dengan Brasil, Indonesia juga mengalami defisit perdagangan dengan Australia sebesar US$ 438,5 juta dan Jerman US$ 155,1 juta. Untuk periode Mei 2020-April 2024 dengan Singapura senilai US$ 18,91 miliar dan Australia US$ 21,35 miliar.
(haa/haa)