Airlangga Ajak Pengusaha Jerman Investasi di KEK RI

Martyasari Rizky, CNBC Indonesia
Selasa, 14/05/2024 15:45 WIB
Foto: Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto dalam Konferensi Pers terkait Perkembangan Isu Perekonomian Terkini di Gedung Ali Wardhana, Jakarta Pada Kamis (18/4/2024). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam rangka meningkatkan investasi ke Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), Dewan Nasional KEK bekerja sama dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia Berlin, menyelenggarakan business dinner bersama pelaku usaha di Berlin, Jerman (6/5/2024). Pertemuan business dinner yang dihadiri oleh para pejabat tinggi pemerintah dan pelaku usaha di Jerman dinilai penting dilaksanakan untuk dapat memperluas jaringan, melakukan promosi dan saling bertukar informasi mengenai potensi bisnis masing-masing termasuk memperkenalkan KEK di Indonesia.

"Ini adalah bukti bagaimana pemerintah melakukan pendekatan terhadap investasi. Kami ingin mendukung investasi ini dan berdasarkan laporan Jaika, sepanjang investasi perusahaan Jepang dibandingkan dengan negara lain, Indonesia memimpin dalam hal total keuntungan yang diperoleh perusahaan ini," ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian selaku Ketua Dewan Nasional KEK Airlangga Hartarto saat membuka acara business dinner di Adlon Kempinski Hotel di Berlin, Jerman.

Menurut Airlangga, selama dekade terakhir, Indonesia telah membuat langkah luar biasa dalam pembangunan ekonominya, menunjukkan ketahanan dan kemampuan beradaptasi yang patut dipuji di tengah lanskap ekonomi global yang penuh tantangan.


Menjadi bagian penting pembangunan perekonomian Indonesia, saat ini KEK juga telah memperluas sektornya, tidak hanya berfokus pada industri manufaktur dan pariwisata, tetapi juga kesehatan, pendidikan, ekonomi digital, dan banyak lagi. Perluasan strategis KEK Indonesia menunjukkan ambisi Indonesia untuk menjadi negara dengan perekonomian yang lebih terdiversifikasi dan tangguh, yang siap untuk mencapai Visi Indonesia 2045.

"Mudah-mudahan itu menjadi hal yang ingin dilihat oleh semua investor, pengembalian investasi dan saya rasa Kawasan Ekonomi Khusus adalah buktinya," imbuhnya.

Plt. Sekretaris Jenderal Dewan Nasional KEK Rizal Edwin Manansang mengungkapkan bahwa KEK memainkan peran penting, bertindak sebagai katalisator untuk pembangunan ekonomi serta sebagai daya tarik investor.

"KEK ditetapkan sebagai kawasan yang menawarkan lingkungan kondusif untuk operasi bisnis dan industri, terutama bertujuan untuk menarik lebih banyak investasi dan menciptakan lapangan kerja. Dengan memberikan kombinasi insentif pajak, kemudahan berbisnis, infrastruktur yang dikembangkan, dan peraturan yang disederhanakan, KEK dirancang untuk menjadi magnet bagi investor domestik dan asing," timpal Edwin.

Di samping itu, KEK juga berupaya memberikan multiplier effect bagi masyarakat.

"Dengan menciptakan lanskap investasi yang lebih menarik, kawasan-kawasan ini dapat mempercepat kegiatan ekonomi, yang mengarah pada penciptaan lapangan kerja yang signifikan dan peluang pengembangan keterampilan bagi masyarakat lokal," ucapnya.

Pemerintah Indonesia telah mengidentifikasi beberapa sektor yang memiliki potensi signifikan untuk dikembangkan di dalam 20 KEK, yang masing-masing disesuaikan dengan karakteristik unik dari masing-masing daerah. Pada kesempatan business dinner tersebut, Pelaku Usaha di KEK Indonesia hadir untuk menceritakan pengalaman mereka selama berusaha di KEK.

"KEK Sei Mangkei di Sumatera Utara, Indonesia telah diidentifikasi sebagai lokasi terbaik di Asia untuk pabrik ester. Pembeda utama telah diidentifikasi seperti ketersediaan dan harga bahan baku, pembebasan pajak, harga tanah yang kompetitif, prosedur otorisasi yang sederhana, sinergi Oleokimia di lokasi dan berdekatan dengan Medan, dua pelabuhan dalam jarak 1,5 jam berkendara serta dukungan yang sangat baik dari manajemen kawasan KINRA (PT Kawasan Industri Nusantara)," papar Regional Business Director Emery Oleochemicals GmbH Dr. Thomas R. Hoffmann saat memberikan testimoni sebagai Pelaku Usaha di KEK.

Sebagai informasi, business dinner dilaksanakan sebagai pembukaan JEIC ke-1, yang merupakan wadah atau forum utama untuk membahas kerja sama ekonomi, perdagangan, dan investasi bilateral yang berfokus pada pelibatan peran aktif sektor bisnis. Terdapat 4 (empat) sektor utama yang menjadi agenda utama dalam JEIC ke-1, yaitu industri, perdagangan & investasi, energi, dan pengembangan sumber daya manusia. Forum JEIC merupakan terobosan baru dalam hubungan ekonomi antara Indonesia dan Jerman karena fokus yang diberikan kepada sektor bisnis kedua negara termasuk diseminasi informasi tentang Kawasan Ekonomi Khusus.

Melalui pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus, Pemerintah terus memperkuat kebijakan domestik dan investasi guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Bauran kebijakan fiskal, moneter, dan sektor keuangan diterapkan untuk menjaga pertumbuhan ekonomi, mengendalikan inflasi, meningkatkan hilirisasi komoditas sumber daya alam, dan mendorong ekspor untuk meningkatkan resiliensi sektor eksternal dan memanfaatkan bonus demografi Indonesia

Acara ini dihadiri oleh tokoh-tokoh dari kalangan pemerintah dan bisnis terkemuka di Jerman dan Indonesia diantaranya CEO OAV - German Asia-Pacific Business Association, CEO The Renewables Academy (RENAC) AG, CEO APA, CPO - PowerCo SE, CEO - Beurer GmbH, Duta Besar RI untuk Jerman, Scientific Managing Director - FBH, Head of External Relations - DIHK serta perwakilan Badan Usaha Pembangun dan Pengelola (BUPP) KEK diantaranya Direktur Utama PT. Kawasan Industri Kendal (KEK Kendal), General Manager PT. Berkah Kawasan Manyar Sejahtera (BKMS) - JIIPE (KEK Gresik), dan CEO PT. Kawasan Industri Nusantara (KEK Sei Mangkei).


(wur/wur)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Setelah 9 Tahun, Perundingan IEU-CEPA Capai Tahap Akhir