Harga Cenderung Naik, Produksi Minyak RI Kok Masih Melempem?

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
14 May 2024 13:20
Oil facilities are seen on Lake Maracaibo in Cabimas, Venezuela January 29, 2019. REUTERS/Isaac Urrutia
Foto: Ilustrasi: Fasilitas minyak terlihat di Danau Maracaibo di Cabimas, Venezuela, 29 Januari 2019. REUTERS / Isaac Urrutia

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak dunia menunjukkan tren peningkatan dalamĀ beberapa waktu belakangan. Adapun per Senin (13/5/2024) harga minyak mentah brent di posisi US$82,79 per barel, sementara harga miyak WTI dibuka di posisi US$78,26 per barel

Namun, harga minyak yang cenderng meningkat tersebut tidak diikuti dengan produksi minyak mentah khususnya di dalam negeri yang justru semakin menurun dari tahun ke tahun.

Berdasarkan data SKK Migas, lifting minyak 2023 baru mencapai 605,723 ribu barel per hari (bph) atau 91,78% dari target 660 ribu bph. Adapun, untuk 2024 ini target lifting minyak ditetapkan sebesar 635 ribu bph sesuai dengan APBN 2024.

Praktisi Minyak dan Gas Bumi Andang Bachtiar berpendapat bahwa tidak ada hubungan antara produksi minyak mentah suatu negara dengan harga dari minyak mentah duniai. Melainkan, dia menilai Indonesia memang tidak memiliki kemampuan untuk memproduksi minyak lebih banyak.

"Terutama juga kalau kita lihat di Indonesia. Jadi produksinya kemampuannya berapa ya, itu mau harga minyaknya US$ 100 atau US$ 200 per barel, kalau memang nggak punya kemampuan untuk produksi ya segitu-segitu aja, itu yang pertamanya," ujar Andang kepada CNBC Indonesia dalam program Energy Corner, Selasa (14/5/2024).

Lebih lanjut, Andang mengungkapkan bahwa rendahnya produksi minyak dalam negeri juga disebabkan oleh kurang masifnya eksplorasi cadangan minyak baru di Indonesia dalam kurun waktu 5-10 tahun yang lalu.

"Jadi kalau 5 atau 10 tahun sebelumnya tidak ada eksplorasi masif, ya kita enggak bisa meningkatkan produksi. Kita mau harga minyak naik atau harga minyak turun dan sebagainya," tambahnya.

Selain itu, tingkat produksi minyak mentah dalam negeri juga dinilai dipengaruhi oleh investasi yang masuk. Dia mengatakan jika investasi sektor minyak masuk di Indonesia maka hasil dari investasi tersebut baru akan terasa dalam kurun waktu hingga 10 tahun mendatang.

"Jadi kalau kaitannya dengan harga minyak itu adalah kemauan orang untuk melakukan investasi migas. Nah itu hubungannya 1 banding 1. Begitu harga minyak naik, itu orang mau investasi terus. Tapi hasil investasi kan baru akan terasa 2, 3, 4, 5 sampai 10 tahun mendatang," tandasnya.

Dengan begitu, Andang menyebutkan rendahnya produksi minyak mentah di Indonesia tidak berkaitan dengan harga minyak mentah dunia saat ini.

"Jadi, tidak ada hubungan antara kemampuan produksi minyak suatu negara atau suatu perusahaan dengan harga minyak langsung. Jadi kalau kita lihat gambar grafiknya seluruh dunia juga produksi terus naik gitu ya, minyaknya harganya naik, turun, naik, turun, naik, turun, itu tidak tergantung dari, jadi produksi itu tidak tergantung dari harga minyak," jelasnya.



(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga BBM RI Naik Turun, 3 Negara Ini Ternyata Penentunya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular