
Tragis! RI Pernah Punya Pabrik Semikonduktor, Tapi 'Dibegal' Malaysia

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto blak-blakan kalau Indonesia saat ini belum memiliki industri semikonduktor. Ada banyak kendala yang menyebabkan investor ogah masuk ke Indonesia, termasuk tekanan yang diberikan dua negara tetangga yaitu Malaysia dan Singapura.
"Dan Singapura, Malaysia tidak senang, makanya dibuat ribut terus sama NGO-NGO, supaya Indonesia tidak masuk di industri semikonduktor, jadi itu realitas," kata Airlangga dalam Seminar Ekonomi - Perspektif Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi Menuju Indonesia Emas 2045, di Kolese Kanisius, Jakarta Pusat, Sabtu lalu dikutip Senin (13/5/2024).
Airlangga mengakui kalau dulu Indonesia pernah berjaya di industri semikonduktor. Namun itu tidak bertahan lama karena pabrik multinasional tersebut pindah ke Malaysia. Sejak saat itu Malaysia menjadi kekuatan di industri semikonduktor di Asia Tenggara.
"Dan hari ini ekspor ke Malaysia electronic based 40%, nah Indonesia harus menarik ulang. Semikonduktor Indonesia baru di hilir, di testing sama di assembling," katanya.
Selain itu, untuk mendukung pembangunan industri semikonduktor dibutuhkan engineer yang yang banyak pada bidang mikroelektronik.
"Karena kalau bicara semikonduktor itu bicara chip desain. Itu bahasa sederhananya adalah bikin sirkuit elektrik, sirkuit elektrik dibuat kecil," ucapnya.
![]() Ilustrasi Chip Komputer (Photo by Jeremy Waterhouse from Pexels) |
Menurut catatan Kementerian Perindustrian, Indonesia pernah memiliki pabrik semikonduktor pada tahun 1973. Industri komponen chip semikonduktor yang merupakan investasi dua perusahaan multinasional Amerika Serikat yaitu Fairchild Semiconductors dan National Semiconductors.
sejak tahun 1980-an terjadi perubahan model bisnis di industri semikonduktor. Pada awalnya semua dikerjakan oleh satu perusahaan dari hulu ke hilir atau vertical integration yang disebut Integrated Device Manufacturer (IDM).
Namun model bisnis telah terpecah-pecah menjadi Fabless (Chip Design), Foundry (Chip Fabrication), IDM (Chip Design & Fabrication), dan OSAT (Assembly & Test). Hal tersebut menimbulkan gairah ekonomi baru dengan bermunculan banyak perusahaan-perusahaan start up semikonduktor di seluruh dunia.
Namun, karena masalah ketenagakerjaan, investor pabrik semikonduktor memilih pindah ke Malaysia pada 1985. Sejak saat itu, manufaktur semikonduktor Indonesia kalah dengan Malaysia. Bahkan Indonesia menjadi pengimpor semikonduktor.
Kehilangan pabrik semikonduktor menjadi kerugian bagi Indonesia. Tak hanya mobil listrik, komponen semikonduktor adalah komponen fundamental dalam membangun ekosistem industri elektronik di sebuah negara.
(wur/wur)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Malaysia Mau Kuasai Bisnis Mobil Listrik
