Petaka Dunia Kian Parah, Airlangga Sebut RI Masih Bisa Cuan

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
11 May 2024 12:55
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto dalam Konferensi Pers terkait Perkembangan Isu Perekonomian Terkini di Gedung Ali Wardhana, Jakarta Pada Kamis (18/4/2024). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto dalam Konferensi Pers terkait Perkembangan Isu Perekonomian Terkini di Gedung Ali Wardhana, Jakarta Pada Kamis (18/4/2024). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih dihantui dengan faktor eksternal, Seperti perang yang terjadi di banyak belahan negara. Namun menurutnya Indonesia masih bisa mendapatkan keuntungan dari petaka dunia itu.

Hal ini diungkapkan Airlangga dalam 'Seminar Ekonomi - Perspektif Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi Menuju Indonesia Emas 2045', di Kolese Kanisius, Jakarta Pusat, Sabtu (11/5/2024).

Airlangga menjelaskan pertumbuhan ekonomi di beberapa daerah cukup baik. Seperti provinsi Kalimantan, Maluku, Papua, yang memiliki basis pertambangan. Adanya perang masih memberikan keuntungan bagi Indonesia, karena harga komoditas seperti emas dan nikel meningkat.

"Ada krisis dan ketegangan membuat banyak yang beralih ke safe haven, sehingga harga emas naik, ekonomi kita naik. Dengan adanya ketegangan sedikit harga nikel juga naik dari 12 ribu ke 18 ribu. Sebenarnya Indonesia bisa memanfaatkan ketegangan tersebut," kata Airlangga dalam sambutannya.

Selain itu ekonomi Ri masih tumbuh 5,11% di Kuartal I - 2024, yang ditopang konsumsi dalam negeri khususnya karena adanya pemilu hingga lebaran.

Lebih lanjut, jumlah penduduk bekerja di Indonesia bertambah 3,5 juta menjadi 142,18 juta dibandingkan Februari, pengangguran juga berkurang 800 ribu dibanding tahun lalu menjadi 7,2 juta orang.

"Pekerja formal menjadi 40% lebih tinggi dari Februari 39,8," kata Airlangga.

Adapun menurut Airlangga pertumbuhan sektor manufaktur RI masih baik di angka 54,2%.

"Kalaupun turun masih di atas 52,9. Artinya kita masih lebih baik dari China, Korea Selatan, maupun Malaysia," kata Airlangga.

Hanya saja faktor eksternal dari global masih perlu diwaspadai. Adanya perang yang masih terus menjadi risiko bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.

"Pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan (Dunia) itu 3%, dan banyak risiko yang kita hadapi, seperti geopolitik," kata Airlangga.

Ia menjelaskan perang antara Ukraina dan Rusia masih berlangsung, sementara di bagian timur tengah juga berjalan perang Hamas dengan Israel, ditambah pertempuran Iran dengan Israel.

Airlangga juga mewanti-wanti tekanan dari Eropa, dimana pertumbuhan ekonomi rendah hingga munculnya gerakan ekstrem kanan.

"Kemudian kalau kita lihat Eropa juga tidak baik-baik saja, pertumbuhan masih rendah, tapi ada juga yang kita khawatirkan bahwa gerakan ekstrim kanan di Eropa bangkit, Perancis pemilu kemungkinan kanan, Belanda ekonomi gak baik-baik saja mungkin akan lari ke kanan," katanya.


(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Airlangga Ungkap Rahasia Ekonomi RI Perkasa di Tengah Petaka Dunia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular