BI Rate Naik, Menteri Bahlil Jadi Was-was
Jakarta, CNBC Indonesia - Kebijakan Bank Indonesia (BI) yang telah menaikkan suku bunga acuan atau BI Rate pada April 2024 sebesar 25 basis points menjadi 6,25% membuat Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia was-was terkait dampaknya ke iklim investasi.
Menurutnya, kebijakan tren suku bunga acuan bank sentral yang tinggi itu akan menghambat arus investasi, karena akan berdampak pada biaya produksi di dalam negeri yang naik. Di samping bunga kredit yang akan ikut terkerek naik, juga akan menyebabkan harga jual produk terkerek naik.
"Ya memang salah satu yang menjadi persoalan kita adalah ketika suku bunga tinggi pasti biaya produksi naik, akan berdampak pada harga jual," ucap Bahlil saat ditemui di kantornya, Jakarta, Senin (29/4/2024).
Ketika harga jual produk menjadi tinggi dan masih terserap oleh pasar atau konsumen di dalam negeri, menurutnya itu tidak akan menjadi masalah karena tidak akan mengganggu biaya produksi di produsen ataupun calon produsen yang merupakan investor, namun ketika sebaliknya tentu akan menjadi pertimbangan investor untuk berproduksi di dalam negeri.
"Konsumen masih membeli ya tidak terlalu berpengaruh, tapi yang jadi berpengaruh ketika suku bunga naik, bunga kredit naik, harga jual enggak naik, itu kan kenanya di pengusaha," tutur Bahlil.
Oleh sebab itu, ia mengaku, saat ini sudah banyak pelaku usaha yang mengajaknya bicara terkait dengan rencana investasi tahun ini. Kendati begitu, dia memastikan belum ada kekhawatiran yang terlalu berarti dari pihak investor untuk merealisasikan investasinya.
"Sampai sekarang sih masih diskusi-diskusi saja belum ada yang sangat berarti banget," ucap Bahlil.
Bahlil belum bisa memastikan apakah target investasi tahun ini akan tercapai atau tidak yang senilai Rp 1.650 triliun atau terbesar dalam sejarah Indonesia. Menurutnya, dia masih akan mengusahakan target yang ditetapkan Presiden Joko Widodo itu tercapai, meski jauh lebih tinggi dari target Rencana Strategis BKPM Rp 1.239,3 triliun.
"Ini angka yang pertama ada dalam sejarah Republik Indo, ini bukan angka yang sedikit," ucapnya.
Adapun realisasi investasi hingga kuartal I-2024 sudah mencapai Rp 401,5 triliun, atau setara dengan 24,3% dari target Presiden Jokowi untuk investasi 2024. Mayoritas berasal investasi asing atau penyertaan modal asing (PMA) sebesar Rp 204,4 triliun, sisanya investasi dalam negeri atau PMDN Rp 197,1 triliun.
(arm/mij)