Ada Potensi Minyak 1 Miliar Barel di Dekat Jakarta, Ini Kata SKK Migas

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
26 April 2024 11:10
Pertamina, ONWJ, Pertamina Hulu Energi, Offshore
Foto: Pertamina, ONWJ, Pertamina Hulu Energi, Offshore

Jakarta, CNBC Indonesia - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengungkapkan saat ini masih mengkaji potensi minyak dari Lapangan Zulu, Blok Offshore North West Java (ONWJ). Hal tersebut menyusul dengan potensi dari lapangan tersebut yang digadang-gadang menyimpan potensi minyak hingga 1 miliar barel.

Sebagaimana diketahui, Blok ONWJ membentang dari Kepulauan Seribu sampai dengan Cirebon Utara (Jawa Barat).

Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Hudi D. Suryodipuro menyampaikan mengatakan potensi di lapangan Zulu masih perlu dikaji lebih jauh. Misalnya melalui tambahan data seperti seismic 3D, tambahan sumur appraisal dan data coring.

"Di samping itu sebagaimana diketahui sebagian area tersebut (South Zulu) masuk area Taman Nasional. Tahapan rencana pengembangan nanti dimulai setelah data-data tersebut diperoleh," ujar Hudi kepada CNBC Indonesia, Jumat (26/4/2024).



Lebih lanjut, Hudi mengatakan bahwa arahan dari SKK Migas sendiri untuk lapangan tersebut saat ini yaitu mempercepat kegiatan seismik 3D.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Tutuka Ariadji mengatakan pemerintah telah mengidentifikasi beberapa area lapangan minyak yang menyimpan potensi cukup besar untuk segera dikembangkan. Salah satunya seperti yang ada di wilayah kerja (WK) ONWJ.

"Ada 1 lapangan yang coba kita scope, lebih zoom adalah di laut yang dikelola ONWJ itu besar. Lapangan Zulu namanya. Tapi itu lapangannya heavy oil. Saya sarankan Pertamina eksploitasi itu. Zulu Gede banget. Volumenya bisa 800 juta barel sampai 1 miliar barel sumber daya. Itu bisa dikelola," kata Tutuka ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Kamis (14/3/2024).

Semula, Tutuka mengakui bahwa target 1 juta barel per hari kemungkinan bisa saja bergeser dari yang sebelumnya ditetapkan pada 2030 menjadi 2033. Mengingat, penurunan produksi secara alamiah masih terus berlangsung.

Menurut dia, beberapa upaya yang dilakukan di sektor hulu migas saat ini masih sebatas pada menahan laju penurunan produksi. Sehingga, cukup sulit untuk mengerek produksi minyak tanpa adanya penemuan baru.

"Bisa saja (bergeser 2033). Itu mungkin rencananya masih di SKK Migas ya tapi kalau menurut kami bisa saja," kata Tutuka.

Meski begitu, pihaknya masih terus berupaya untuk merealisasikan target produksi 1 juta barel per hari pada 2030. Beberapa diantaranya melalui pencarian cadangan Migas Non Konvensional (MNK) serta peningkatan produksi minyak menggunakan teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR).

"Kalau itu berhasil saya kira keduanya akan menyumbang kontribusi besar untuk produksi minyak. Ini dari perspektif Dirjen Migas ya," ujarnya.


(ven)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Terulang Lagi, Produksi Migas 2023 Tak Capai Target

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular