Fakta Sidang MK: Bantuan Pangan RI Kalah dari Singapura & Malaysia

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
05 April 2024 10:22
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat menghadiri sidang lanjutan sengketa Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) 2024 di gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta, Jumat (5/4/2024). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Foto: Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat menghadiri sidang lanjutan sengketa Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) 2024 di gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta, Jumat (5/4/2024). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan bantuan pangan Indonesia lebih rendah dari negara Singapura hingga Malaysia.

Hal ini diungkapkan ketika sidang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden (PHPU) di Mahkamah Konstitusi, Jumat (5/4/2024).

Airlangga menjelaskan banyak negara lain yang juga memberikan bansos sejak Desember 2023 yang mengalami dampak El Nino, karena pasokan pangan terganggu akibat cuaca.

Hanya saja menurutnya di pemberian bantuan di Indonesia lebih rendah dibandingkan negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura, dari sisi jumlah penduduk yang diberikan.

"Di Indonesia misalnya pangan itu 22 juta orang atau 7,9% penduduk. Ini lebih rendah dari Malaysia, Singapura 41,7 (%), dan India 55,6 (%) dan Amerika Serikat 12%," katanya.

Ia menyebut seperti Singapura memberikan US$ 800 dollar per orang untuk mengatasi biaya hidup, dengan anggaran mencapai Rp 13 triliun.

Filipina juga memberikan bantuan tunai kepada petani setara Rp 3,4 triliun pada September 2023 kemarin. Berikut penjelasannya :

Dari paparannya, bantuan Keluarga Malaysia (BKM) 2023 mengeluarkan anggaran mencapai 7,8 miliar Ringgit atau setara Rp 25 triliun, untuk sasaran 8,7 juta penerima atau 24% dari total penduduk 34,3 juta. Dengan bantuan yang diberikan 350 - 2.500 Ringgit Malaysia.

Sedangkan Filipina menganggarkan 12,7 miliar Peso atau Rp 3,47 kepada 2,3 juta petani beras untuk membantu mengatasi El Nino dan biaya produksi yang naik.

Berlanjut India memberikan bantuan pangan (Gandum/beras) tahun 2023 dan 2024 - 2029 untuk dampak El Nino dan Inflasi mencapai US$ 24 miliar setara Rp 372 triliun, dan tahun anggaran 2024 - 2029 US$ 142 miliar setara Rp 2.200 triliun. Dengan sasaran 800 juta orang atau 55,7% penduduk.

Singapura juga memberikan paket dukungan biaya hidup periode September - Desember 2023 terkait dampak el nino dan inflasi. Dengan anggaran US$ 1,1 miliar atau US$ 809 juta menyasar 2,5 juta orang atau 41,6% dari total penduduk 6,01 juta orang. Bantuan yang diberikan senilai US$ 200/bulan berupa voucher dan subsidi.

Lebih lanjut, Amerika Serikat berupa program SNAP (Food Stamp) diberikan masyarakat berpenghasilan di bawah US$ 3.007 (bruto) atau 21,6 juta rumah tangga setara 12,2% dari total penduduk 339 juta orang. Dengan nilai pemberian mencapai US$ 291 - 1.751 per rumah tangga.

Ditambah pemberian paket bantuan senilai US$ 17 juta atau setara Rp 252 miliar, dengan jumlah yang diberikan US$ 1.050 (Rp 15,6 juta) per orang untuk 23 juta orang. Selain itu AS juga memberikan bantuan untuk perlindungan dampak perubahan iklim ekstrem mencapai US$ 53,9 miliar setara Rp 835 triliun.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Airlangga Buka-Bukaan Soal Kenaikan Anggaran Perlinsos 2024 di MK

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular