Sidang Sengketa Pilpres

Update MK: Romo Magnis Sentil Jokowi Hingga Heboh Karung Beras Prabowo

Rosseno Aji, CNBC Indonesia
03 April 2024 05:45
Momen saksi Ganjar tunjukkan karung beras berstiker Prabowo-Gibran di MK. (Dok. YouTube MK)
Foto: Momen saksi Ganjar tunjukkan karung beras berstiker Prabowo-Gibran di MK, kemarin. (Dok. YouTube MK)

Sejumlah saksi yang diajukan Tim Ganjar-Mahfud pun memaparkan sejumlah kejanggalan yang mereka temukan. Saksi Hairul Anas Suaidi mengaku menemukan suara yang tak bisa dipercaya di Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap). Hairul mengatakan jumlah suara tak bisa dipercaya itu mencapai 23 juta.

"Saya lihat ada perubahan sebanyak 443.453 kali (perubahan tabulasi dan dokumen C1) terhadap data yang pernah diinput," kata Hairul. "Kemudian itu terjadi di sekitar 244.533 TPS, artinya ada perubahan dalam data Sirekap," sambung dia.

Hairul mengaku dirinya telah melakukan pengecekan jumlah suara pasangan nomor urut 1, 2 dan 3. Dia mengatakan hasilnya ada 23.423.395 suara yang tak dapat dipercaya.

"Cukup fantastis di sini, seandainya kalau C1 itu ada tanggal ya, adalah tanggal di fotonya C1 atau C hasil, maka di situ yang melewati tanggal 15 (Februari) ada 324 ribu kalau nggak salah. Jadi ada upload foto yang sebenarnya diambil fotonya sudah lewat tanggal 15," paparnya.

"Itu bisa dilihat ada perbedaan suara sah yang fatal, 23 juta lebih, sehingga saya bisa mengatakan ada kemungkinan suara yang tidak dapat dipercaya itu ada sekitar 23-38 juta," lanjut dia.

Hairul mengambil satu sampel saat progres TPS sekitar 64,14 di Sirekap. Dia mengatakan saat itu jumlah suara yang sudah dipercaya mencapai 43 juta.

"Itu total suara paslon saya total 1, 2, 3, itu 77 juta sekian, kalau diproyeksikan 100% anggaplah merata ya angka itu dan masuk secara acak maka proyeksi 100%-nya itu hanya 120 jutaan kira-kira. Tapi dalam pengumuman kan ada 164 juta pada akhirnya, jadi ini yang keliru yang mana gitu kan?" ungkap dia.

"Jadi ada potensi yang sudah dipercaya 43 juta," lanjut dia.

Selain itu, katanya, ada keanehan dari pengguna hak pilih dan suara keseluruhan. Dia menyebut kurang lebih ada 33 ribu TPS di mana jumlah pengguna hak pilih dan total suara tidak sama.

"Jadi total suara total itu harusnya adalah penjumlahan suara sah dan suara tidak sah, itu harusnya sama tapi terjadi ketidaksamaan," tuturnya.


Saksi lainnya, Suprapto, menunjukkan karung beras yang ditempel stiker bergambar pasangan capres dan cawapres nomor urut 02, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Suprapto mengatakan beras tersebut diperoleh dari Kepala Lingkungan rumahnya di Medan, Sumatra Utara.

Suprapto mulanya mengatakan Kepala Lingkungan mendatangi rumahnya pada 20 Januari 2024 pukul 15.00 WIB. Dia mengatakan Kepala Lingkungan itu diterima oleh istrinya. Suprapto mengatakan Kepala Lingkungan itu membawa karung beras yang ditempel gambar Prabowo-Gibran.

"Kepling lingkungan 1, Pak, yang bernama Supriyadi, menyatakan 'Ini ada beras, bansos, tapi nanti untuk 02 ya jangan lupa ya'," kata Suprapto.

Suprapto mengaku dirinya langsung emosi mendengar pernyataan Kepala Lingkungannya. Suprapto mengaku langsung menegur Kepala Lingkungan itu.

"Bapak tidak setuju dan nggak diterima?" tanya Suhartoyo.

"Karena saya mantan pengurus PAC PDIP Medan. Saya keluar dari kamar menemui Kepling lingkungan 1, 'Kamu jangan paksa-paksa', langsung Kepling pergi dari rumah saya," jelas Suprapto.

"Akhirnya diterima nggak?," tanya Suhartoyo.

"Ini (beras) sudah ditinggal, Pak, keluar saja langsung meninggalkan rumah," kata Suprapto.

Suprapto lalu menunjukkan beras yang diberikan Kepling itu dalam persidangan. Karung beras itu berwarna kuning hijau dan terdapat stiker bergambar animasi Prabowo-Gibran dengan baju biru. Terlihat ada tulisan 'Prabowo-Gibran' di stiker itu.

Selain itu, Suprapto menuturkan ada pula tetangganya yang mendapatkan amplop berisi uang Rp 50 ribu. Namun, kata dia, Kepling itu tidak membagikan amplop kepadanya usai ditegur saat memberikan beras.

"Jadi yang bagikan Kepling, tapi Kepling tidak lagi singgah ke rumah saya, demikian yang saya sampaikan saya sudah disumpah," kata Suprapto.

"Kan sudah disumpah tadi pagi," ujar Suhartoyo.

"Ya menurut agama saya, percaya ke agama saya, Pak," tutur Suprapto.

Hakim pun bertanya ada atau tidak arahan ke tetangganya yang menerima amplop berisi Rp 50 ribu itu. Suprapto mengaku tidak tahu.

(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular