
Ngeri! Anggota Tim Ahli PBB Akui Diancam Usai Bongkar Genosida Israel

Jakarta, CNBC Indonesia - Pelapor khusus mengenai situasi hak asasi manusia di wilayah pendudukan Palestina, Francesca Albanese, mengaku mendapat ancaman usai membongkar genosida Israel di wilayah Gaza, Palestina. Hal ini terjadi setelah Tel Aviv menolak keras laporan yang dibuatnya.
Mengutip Al Jazeera, Francesca menyampaikan laporan berjudul "Anatomi Genosida" kepada Dewan Hak Asasi Manusia PBB, Selasa (26/3/2024). Dalam laporannya, ia mengungkap indikasi Israel melanggar tiga dari lima tindakan yang tercantum dalam Konvensi Genosida PBB dalam perangnya di Gaza.
Ketika ditanya apakah pekerjaannya dalam laporan tersebut menyebabkan ancaman, Francesca mengakui ada pihak-pihak yang mengancamnya. Namun ia tidak memerinci jenis ancaman tersebut, dan juga tidak menyebutkan siapa yang mengeluarkan ancaman tersebut.
"Ya, saya memang menerima ancaman. Sejauh ini tidak ada yang saya anggap memerlukan tindakan pencegahan ekstra. Tekanan? Ya, dan itu tidak mengubah komitmen atau hasil kerja saya," kata aktivis dan pengacara asal Italia itu.
"Ini adalah masa yang sulit. Saya selalu diserang sejak awal mandat saya."
Francesca mengatakan salah satu temuan utamanya adalah bagaimana para pemimpin eksekutif dan militer serta tentara Israel telah dengan sengaja "menumbangkan fungsi perlindungan mereka dalam upaya untuk melegitimasi kekerasan genosida terhadap rakyat Palestina".
Francesca juga meminta dan menyerukan agar "Nakba yang sedang berlangsung" dihentikan. Istilah Nakba sendiri mengacu pada pembersihan etnis Palestina pada tahun 1948 oleh pemukim Israel.
"Satu-satunya kesimpulan masuk akal yang dapat diambil dari pengungkapan kebijakan ini adalah kebijakan negara Israel mengenai kekerasan genosida terhadap rakyat Palestina di Gaza," paparnya, seraya menambahkan bahwa ini adalah "proses penghapusan kolonial pemukim yang sudah berlangsung lama".
Francesca sendiri merupakan salah satu dari puluhan pakar hak asasi manusia independen yang diberi mandat oleh PBB untuk melaporkan tema dan krisis tertentu. Pandangan yang diungkapkan oleh pelapor khusus tidak mencerminkan pandangan badan global itu secara keseluruhan.
Sementara itu, Israel menolak keras laporan Francesca. Misi diplomatik Israel di Jenewa mengatakan penggunaan kata genosida adalah "keterlaluan" dan mengatakan perang tersebut dilakukan terhadap Hamas dan bukan terhadap warga sipil Palestina.
"Ini hanyalah perpanjangan dari kampanye yang berupaya melemahkan pendirian Negara Yahudi," pungkas misi Tel Aviv di Jenewa.
Di sisi lain, seorang pejabat Amerika Serikat (AS) mengatakan kepada AFP bahwa Washington "mengetahui" laporan. Namun Negeri Paman Sam mengaku tidak memiliki alasan untuk percaya bahwa Israel telah melakukan tindakan genosida di Gaza.
"Kami tidak memiliki bukti bahwa Israel telah melanggar hak asasi manusia. Sekutu kami telah memberikan jaminan bahwa mereka tidak menggunakan senjata yang mereka sumbangkan untuk melanggar hukum kemanusiaan internasional," tambah pejabat itu.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wakil Israel & Palestina Saling Tuding Aksi Genosida Di Gaza
