Paling Ditunggu! Ini Alasan Jabatan Menteri Keuangan Amat Sakti

M Rosseno Aji Nugroho, CNBC Indonesia
Rabu, 27/03/2024 13:50 WIB
Foto: Suasana Gedung Kementerian Keuangan (Kemenkeu) di Jakarta, Rabu (10/1/2024). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia-Sosok yang ditunjuk menjadi Menteri Keuangan di pemerintahan presiden dan wakil presiden terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dipastikan akan mendapatkan sorotan. Peran sebagai bendahara negara begitu sentral.

Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Telisa Aulia Felianty mengatakan posisi Menteri Keuangan sangat strategis karena mengelola keuangan negara. Di negara berkembang seperti Indonesia, kata dia, pengelolaan fiskal ini amat penting karena pembangunan masih sangat mengandalkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

"Karena belum bisa semuanya diserahkan ke pasar," kata Telisa, Rabu, (27/3/2024).


Telisa menilai sosok Menkeu yang dipilih akan menentukan kepercayaan investor ke Indonesia. Dengan kata lain, Menkeu adalah penentu besar kecilnya investasi yang masuk ke Indonesia.

"Ketika investor akan membeli aset suatu negara atau membeli portofolio surat berharga negara tertentu, aspek risiko jadi pertimbangan utama dan resiko pertama yang dilihat adalah risiko fiskal," kata dia.

Menurut dia, pengelolaan fiskal juga menjadi ukuran penting dalam mengukur negara tersebut dianggap berhasil atau gagal.

"Kondisi fiskal yang rentan akan berpotensi menaikkan yield obligasi dan cost of fund secara drastis dan ini sangat dihindari oleh investor di pasar," ujar dia.

Selain mengatur urusan fiskal, Telisa menyebut Menkeu di Indonesia juga punya peran ganda. Dia mengatakan Menkeu juga berstatus Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK). "Jadi sangat luas cakupan wewenangnya dan sangat strategis," kata dia.

Sebelumnya, Prabowo-Gibran diketahui mulai membahas susunan kabinetnya. Penyusunan itu dimulai setelah Komisi Pemilihan Umum (KPU) menyatakan pasangan nomor urut 2 ini menjadi pemenang dalam Pemilihan Presiden 2024.

Dari informasi yang dihimpun CNBC Indonesia, ada sejumlah nama yang disebut-disebut masuk dalam bursa calon Menteri Keuangan. Terbaru, ada 4 nama yang muncul, yakni Ketua Dewan Komisioner Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar; Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo atau Tiko; ekonom senior sekaligus mantan Menkeu, Chatib Basri; dan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo.

Direktur Eksekutif Intitute for Development of Economics and Finance (Indef) Esther Sri Astuti sepakat bahwa posisi Menteri Keuangan menjadi sentral karena memegang anggaran negara. Peran itu membuatnya menentukan sektor penerimaan sekaligus pengeluaran negara.

"Karena menkeu memegang anggaran negara jadi perannya sangat penting dalam penerimaan dan pengeluaran negara," kata Esther.

Dia mengatakan peran Menteri Keuangan juga strategis karena menentukan anggaran seluruh Kementerian. "Peran Menkeu sangat strategis penentu anggaran semua Kementerian. Yang menentukan merah hijaunya kementerian," kata dia.

Risiko Salah Pilih Menkeu

Baik Telisa maupun Esther menilai 'salah pilih' Menkeu bisa berakibat besar pada perekonomian Indonesia. Menurut Telisa, Indonesia saat ini tengah mengejar target pertumbuhan ekonomi. Bila salah pilih, maka target tersebut bisa tak tercapai.

"Dan cita-cita mewujudkan Indonesia Emas makin akan menjauh dari jalurnya," kata dia.

Dia mengatakan pengalaman krisis ekonomi menunjukkan tidak mudah mengembalikan kredibilitas fiskal sebuah negara. Pengelolaan fiskal yang kredibel, kata dia, sangat penting untuk pembangunan ekonomi.

Senada, Esther menilai risiko salah pilih orang untuk posisi Menkeu tidak kecil. Dia mengatakan bisa-bisa utang Indonesia menjadi lebih banyak dan alokasi anggaran menjadi tidak efektif.

"Kalau Menkeu tidak bisa mengatur anggaran maka bisa lebih banyak utang, alokasi anggaran tidak efektif dan lain-lain," kata dia.


(rsa/mij)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Pemerintah Rilis Paket Kebijakan Ekonomi Senilai Rp 24 Triliun