Internasional

Penjualan Barang Branded Anjlok, Saham Fesyen Lesu-Gucci Ambruk

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
20 March 2024 20:40
Logo Gucci. (dpa/picture alliance via Getty I/picture alliance)
Foto: Logo Gucci. (dpa/picture alliance via Getty I/picture alliance)

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham grup produk mewah Prancis pemilik brand Gucci, Kering, anjlok 14% pada perdagangan Selasa (19/3/2024). Hal ini terjadi setelah penjualan Gucci diprediksi turun turun 20% secara tahunan pada kuartal pertama, di tengah lesunya transaksi di Asia.

Peringatan laba yang jarang terjadi memperkirakan pendapatan grup secara keseluruhan akan turun 10% dalam tiga bulan pertama 2024 dengan basis yang sebanding. Setelah laporan ini muncul, Kering jatuh ke dasar Stoxx 600 setelah pembukaannya tertunda.

Hal ini turut menyeret lini produk mewah Eropa lainnya turun bersamanya. Saham LVMH, Christian Dior, dan Hermes semuanya turun lebih dari 2% pada awal transaksi, sementara Burberry turun 5,7%.

"Pada paruh pertama yang diperkirakan Kering akan penuh tantangan, tren saat ini membuat Grup memperkirakan bahwa pendapatan konsolidasinya pada kuartal pertama tahun 2024 akan turun sekitar 10% dengan basis yang sebanding, dari kuartal pertama tahun lalu," kata Kering dalam sebuah pernyataan, dilansir CNBC International, Rabu (20/3/2024).

"Kinerja ini terutama mencerminkan penurunan penjualan Gucci yang lebih tajam, terutama di kawasan Asia-Pasifik. Pendapatan serupa Gucci pada kuartal pertama diperkirakan turun hampir 20% YoY."

Perlambatan ini diperkirakan terutama berasal dari Asia, khususnya China yang perekonomiannya sedang mengalami kesulitan. Kepala investasi UBS untuk Prancis, Claudia Panseri, mengatakan bahwa peringatan tersebut mengindikasikan berlanjutnya hambatan di China di tengah tekanan makro yang lebih luas.

"Kita memerlukan lebih banyak waktu untuk melihat belanja konsumen meningkat. Kita membutuhkan stabilisasi pasar real estat. Namun, ada juga pemulihan pada orang-orang yang bepergian ke seluruh dunia, sehingga hal ini akan menambah bahan bakar pada kisah barang-barang mewah," tuturnya.

Panseri menambahkan bahwa ia masih optimis terhadap barang-barang mewah secara keseluruhan, dengan pasar menyumbang sebagian besar eksposur bank.

"Kita mungkin harus lebih selektif, tentu saja, hanya karena valuasinya tidak murah. Tapi cerita keseluruhannya masih ada."

Sementara itu, Gucci juga menghadapi situasi industri yang kompetitif. Lini fesyen mewah ini kesulitan mempertahankan pangsa pasar karena konsumen kelas atas pun semakin memperketat pengeluaran tingginya inflasi dan beralih ke merek-merek yang sedikit mewah namun tidak mewah.

Bulan lalu, Kering melaporkan penurunan pendapatan sebesar 6% pada kuartal keempat tahun 2023, dengan penjualan juga turun di semua merek besar lainnya termasuk Yves Saint Laurent, Balenciaga, dan Alexander McQueen. Penjualan Gucci khususnya turun 4% kuartal ke kuartal.

CEO Francois Henri Pinault mengatakan pada saat itu bahwa grup tersebut akan terus berinvestasi pada merek-mereknya, termasuk Gucci, meskipun hal itu berarti memperoleh margin yang lebih rendah.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Batik: Menjadikan Wajah Cantik Indonesia Lebih Bersinar

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular