
Harga Gabah Petani Dijaga Tak Boleh di Bawah Rp 6.000/Kg, Kenapa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Jelang panen raya, Badan Pangan Nasional (Bapanas) mau menjaga harga gabah kering di tingkat petani (GKP) di atas Rp 6.000 per kg. Hal ini dilakukan agar bisa makin menyejahterakan petani.
"Iya saat ini kita jaga terus di atas Rp 6.000 per kg," kata Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi, di Kompleks Istana Kepresidenan, Selasa (19/3/2024).
Ia menjelaskan tingkat keseimbangan harga gabah harus terus dijaga agar tidak jomplang. Menurutnya angka di atas Rp 6.000 per kg sudah ideal dan tak membuat petani rugi.
"Intinya kita nggak mau (petani) rugi, saya mesti hitung semuanya. Perlu waktu menghitungnya," kata Arief.
![]() Panen Padi |
"Kita hitung lagi ya, pokoknya jaga harga di petani dan juga hilir jangan sampai terlalu Jomplang," sambungnya.
Seperti yang diketahui panen raya dimulai pada akhir Maret sampai April ini. Arief memproyeksikan panen padi di bulan Maret mengalami kenaikan menjadi 3,8 juta ton dari 3,5 juta ton.
Sedangkan di bulan April diprediksi menurun mencapai 20 ribu ton dari 4,92 juta ton menjadi 4,9 juta ton. "terkoreksi karena ada 17 ribu hektare yang memang terendam," kata Arief.
Mengutip Panel Harga Badan Pangan Nasional, Harga GKP di tingkat petani bergerak fluktuatif di kawasan Jawa Tengah dalam sepekan terakhir di rentang Rp 6.760 per kilogram - Rp 6.610 per kilogram. Namun pada (19/3/2024) harga bertengger di angka Rp 6.610 per kilogram.
(emy/wur)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Impor Beras Jokowi Ditolak Petani, Ini Penjelasan Bapanas!