
Huru-hara Pecah di Negeri Komunis Ini, Warga Teriak Minta Makan

Jakarta, CNBC Indonesia - Demonstrasi besar melanda Kuba. Hal ini merupakan sesuatu yang jarang terjadi di negara komunis itu.
Ini terkait dengan kekurangan makanan dan energi yang dialami warga. AFP melaporkan negara tersebut mengalami pemadaman listrik panjang yang menyebabkan sebagian wilayah pulau itu tidak mendapat aliran listrik hingga 14 jam sehari.
Platform media sosial dipenuhi dengan gambar-gambar protes di Santiago de Cuba, sebuah kota berpenduduk 510.000 jiwa yang terletak di sebelah Timur negara pulau itu. Ada juga gambar protes di kota besar lainnya, Bayamo.
"Orang-orang meneriakkan 'makanan dan listrik'," kata seorang warga berusia 65 tahun, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, Senin (18/3/2024).
Kuba telah mengalami gelombang pemadaman listrik sejak awal Maret karena pekerjaan pemeliharaan pembangkit listrik termoelektrik Antonio Guiteras, yang terbesar di pulau itu. Namun akhir pekan ini, situasinya diperparah dengan kurangnya bahan bakar yang dibutuhkan untuk menghasilkan listrik.
"Beberapa orang telah menyatakan ketidakpuasan mereka terhadap situasi listrik dan distribusi makanan," kata Presiden Kuba Miguel Diaz-Canel di X, memperingatkan bahwa "musuh-musuh Revolusi" bertujuan untuk mengeksploitasi situasi ini.
"Ada teroris yang berbasis di Amerika Serikat (AS), yang telah kami kecam dalam beberapa kesempatan, yang mendorong tindakan yang bertentangan dengan tatanan internal negara tersebut."
Kedutaan Besar AS di Havana mengatakan pada X bahwa mereka mengetahui laporan "protes damai" di Santiago, Bayamo dan wilayah lain di Kuba. Mereka mendesak pemerintah Kuba untuk menghormati hak asasi para pengunjuk rasa dan memenuhi kebutuhan sah rakyat Kuba.
Hal ini sontak langsung ditanggapi Menteri Luar Negeri Kuba Bruno Rodrigues. Dalam platform X, ia mendesak Washington untuk tidak "mencampuri urusan dalam negeri negaranya".
Tenaga listrik di Kuba berasal dari delapan pembangkit listrik termoelektrik tua, generator, dan delapan pembangkit listrik terapung yang disewa dari Turki, yang juga terkena dampak kekurangan bahan bakar.
Negara kepulauan yang kekurangan uang ini memberlakukan kenaikan harga bahan bakar lebih dari 400% pada awal bulan ini sebagai bagian dari rencana pemulihan ekonomi.
Negara berpenduduk 11 juta jiwa ini mengalami krisis ekonomi terburuk sejak runtuhnya blok Soviet pada tahun 1990-an akibat pandemi virus corona, pengetatan sanksi AS, dan kelemahan struktural dalam perekonomian. Ini diperparah dengan subsidi pemerintah ke hampir semua barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat.
Menurut perkiraan resmi, perekonomian Kuba menyusut dua persen pada tahun 2023, sementara inflasi mencapai 30%. Pakar independen mengatakan hal ini mungkin merupakan perkiraan yang terlalu rendah.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Negara Komunis Ini Dihantam Krisis Energi-Makanan, AS 'Kambing Hitam'
