
Montir, Bengkel dan Wirausaha

Bagi mereka yang memiliki kendaraan, apakah mobil, sepeda motor atau sepeda onthel sekalipun, maka montir dan bengkel merupakan dua pihak yang sangat dibutuhkan. Kapan itu mereka butuhkan? Setidaknya ketika mereka bermaksud memperbaiki kendaraannya.
Montir bermakna orang yang memiliki keterampilan memasang ataupun memperbaiki. Montir mobil berarti orang yang memiliki kesanggupan memasang komponen baru atau memperbaiki bagian mobil yang rusak atau bagian dari mobil yang tidak berfungsi. Melalui tangan-tangan terampil para montir tersebut, maka kendaraan yang terurai dapat disatu-hidupkan, mobil yang rusak dapat ditelusuri titik sumber kerusakannya, sehingga lebih mudah diperbaiki.
Pendek kata, pekerjaan montir dapat disebut sebagai profesi di bidang Jasa (service) yang menjadi jangkar bagi 2 (dua) fungsi "S" yang lain di dalam rantai industri, yaitu: penjualan (sales) dan spare part (suku cadang). Spare part dan service merupakan pemanis dari fungsi menjual (sales), yang dikenal sebagai perangkat layanan purna jual (service after sales).
Bengkel dan Konsumen (Setia)
Para montir itu hidup dengan mendayagunakan keahliannya. Mereka mengais pendapatan dari jasa membongkar, membuat, merangkai, memodifikasi, memperbaiki dan memasang tiap komponen kendaraan. Jasa keahlian itu mereka tawarkan salah satunya melalui tempat yang bernama bengkel. Meskipun kini ada jasa montir online yang dapat dipanggil dan mereka siap berkunjung kapan dan dimana saja konsumen memerlukan.
Jadi bengkel itu tidak selalu bermakna tempat yang "ajeg" menetap, tetapi konsep kekinianya bengkel bisa ber-branding secara bergerak (mobile) untuk dapat memberikan layanan dan pemuasan keinginan konsumen. Karena itulah bengkel dan perangkat montirnya bisa tertanam dalam ingatan, tertanam dibenak konsumen sebagai favourite alias idola. Tak ayal keperluan perbaikan kendaraan konsumen harus di bengkel dan montir idola tersebut.
Menemukan konsumen setia, tentu bukan perkara mudah. Tetapi apa yang pasti adalah bahwa kesetiaan konsumen muncul sebagai buah dari unjuk kerja yang keras, kerja berkualitas dan kesetiaan pada profesi (montir) dengan terus menjaga nama baik juga marwah dari brand bengkel yang dibangun serta menjaga kepercayaan konsumen yang tetap memilih setia pada montir dan bengkel idolanya.
Wirausaha dan Usaha
Pada banyak kasus lahirnya seorang wirausaha (sukses), profesi (montir) menjadi salah satu penyumbangnya. Itu artinya bahwa menjadi wirausaha bisa berangkat dari keahlian yang dimiliki (seperti montir), pun halnya dengan faktor kesukaan (hobby) terhadap sesuatu yang menjadi pemicu lahirnya wirausaha baru (start up entrepreneur). Tentu masih banyak latar belakang lain yang menjadi pemicu (trigger) seseorang menekuni atau menerjunkan diri sebagai wirausaha. Ambil contoh mereka yang terjun sebagai wirausaha terpicu karena: warisan perusahaan dari keluarga, PHK (pemutusan Hubungan Kerja, punya tanggung jawab keluarga, putus sekolah dan lainnya.
Orang dengan latar belakang keahlian tertentu, seperti seorang montir dan mengabdikan keahliannya pada sirkuit bernama 'bengkel' sesungguhnya sudah memenuhi kaidah kewirausahaan, yaitu 1) adanya orang yang berkarakter wirausaha (entrepreneur) dan 2) ada usaha (business) sebagai lapangan atau tempat mengorganisasikan dan mengkombinasikan faktor produksi untuk menghasilkan produk berupa barang/jasa) yang diperlukan pasar konsumen dan industri, sekaligus sebagai sumber pendapatan dan bertumbuh secara berkelanjutan.
Seorang wirausaha merupakan mereka yang responsif terhadap: 1) peluang (opportunity) di pasar, industri dan lingkungannya, 2) inovasi dengan basis kreativitas diri dan kelompok, 3) risiko dan kemampuan mitigasi risiko secara adil dan layak. Montir dengan bengkelnya tak jarang ada di dalam satu figure ialah wirausaha di bidang bengkel tersebut. Ia, tentu saja telah menjalani dan menghadapi dengan sigap apa itu peluang, inovasi dan risiko, bahkan tak jarang berhadapan dengan pesaing yang mengharuskanya bertindak lebih kreatif untuk mempertahankan, merebut dan memenangkan pasar.
Pelajarannya Apa?
Apa yang menjadi pelajaran adalah bahwa montir itu tak selalu tunggal. Ia bisa bermakna banyak, artinya ada montir lain yang magang untuk kelak bereputasi montir, montir ahli dan montir professional. Montir menghasilkan montir-montir handal dan bekerja sebagai suatu kelompok atau grup dan menciptakan inovasi berkelanjutan.
Itu setidaknya yang dilakukan perusahaan otomotif kelas dunia saat ini, tapi jangan lupa di kelas bengkel kecil yang dikelola montir wirausaha pun proses tersebut terjadi. Bengkel-bengkel kecil sekeliling kita atau bengkel langganan perbaikan kendaraan kita, proses magang itu terjadi dan nyata adanya. Apa maknanya? Bahwa montir dan bengkel sebagai "kewirausahaan berproses" yang bukan saja menawarkan jasa dan keinovasian, melainkan juga menebar benih-virus kewirausahaan yang bermanfaat untuk pelanggan dan lingkungannya.
Maka lihatlah terus bagaimana seorang montir, kemudian memiliki bengkel, berkembang ke pemilikan beberapa bengkel yang didukung oleh tim montir yang cekatan dan bekerja lebih produktif. Kini bengkel itu bengkel serba ada, bukan lagi menawarkan hanya jasa reparasi, melainkan sediaan suku cadang segala kualitas dan merk, oli dan perkakas perbengkelan yang semakin lengkap. Satu Langkah lagi (jika kapasitas kewirausahaannya ditambah dengan hadirnya para professional dan dukungan modal) menuju integrasi lini usaha otomotif (perbaikan, penjualan dan sediaan suku cadang) sebagai perusahaan modern dan berskala menengah-besar.
* Entrepreneurial Scientist dan Seorang Dosen
(adv/adv) Next Article Mantap! BJTM Berhasil Jadi BPD Terbesar dalam KUB