Anak Buah Luhut Keliling China, Urus Investasi PV Glass Sampai BYD
Jakarta, CNBC Indonesia - Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves Septian Hario Seto melakukan kunjungan kerja ke beberapa perusahaan di China. Kunjungan tersebut antara lain guna menggaet investasi asing masuk ke dalam negeri.
Awalnya, Seto bertemu dengan salah satu perusahaan gelas terbesar di dunia yang mempunyai berbagai macam produk. Salah satunya seperti Photovoltaic Glass yang akan digunakan dalam industri solar panel.
"Mereka sebelumnya telah menyatakan minatnya untuk masuk ke Indonesia. Tujuan meeting saya untuk mem-finalisasi rencana investasi mereka," kata Seto dikutip dalam keterangan tertulis, Sabtu (16/3/2024).
Seto mengungkapkan komitmen investasi dari perusahaan tersebut di Indonesia cukup fantastis. Tak main-main, nilainya mencapai US$ 3,5-4 miliar yang terbagi menjadi 3 fase.
"Mereka sudah menyatakan akan groundbreaking di bulan Juni dan meminta bantuan pemerintah untuk mempercepat proses perizinan. Lokasi pabriknya akan di Kaltara. Pembangunan pabrik ini sekaligus menguatkan posisi kaltara sebagai kawasan industri hijau di Indonesia," kata Seto.
Setelah selesai rapat dengan perusahaan gelas tersebut, Seto selanjutnya melakukan pertemuan dengan sebuah perusahaan tekstil yang terintegrasi secara vertikal.
Menurut Seto apabila Apple memiliki Foxconn sebagai main supplier, maka perusahaan ini adalah Foxconn-nya untuk Nike, Adidas, uniqlo dan Puma. Perusahaan ini juga mempunyai komitmen untuk masuk ke Indonesia.
"Mereka sudah melakukan pembicaraan di tahap akhir dengan salah satu kawasan industri di Jawa Barat. Nilai investasinya tidak sebesar dengan perusahaan gelas, hanya beberapa ratus juta dolar. Namun, bisa menyerap hampir 10 ribu pekerja. Ini menjadi nilai strategis," kata dia.
Tak berhenti di situ, Seto juga melakukan kunjungan ke raksasa mobil listrik asal China yakni BYD. Agenda pertemuan adalah untuk membahas mengenai finalisasi investasi pabrik mereka di Indonesia.
Seto membeberkan BYD kemungkinan akan mengumumkan lokasi pabrik di Indonesia pada bulan depan. Setidaknya, di awal 2026 pabrik mereka ditargetkan dapat berproduksi secara komersial.
"Mereka sangat antusias dengan investasi mereka di Indonesia. Minggu depan, mereka akan mengirimkan direktur teknis untuk memastikan lokasi pabriknya cocok. Tanah yang mereka akan beli cukup luas, sekitar 108 Ha," tambahnya.
(ven/wur)