Gak Bisa Asal Ditinggalkan, Ini Manfaat Batu Bara Bagi Negara & Warga

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
Jumat, 15/03/2024 17:55 WIB
Foto: REUTERS/Valentyn Ogirenko

Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah kampanye dunia untuk meninggalkan penggunaan batu bara karena dianggap sebagai sumber energi kotor dan salah satu penghasil emisi terbesar, Indonesia sebagai salah satu produsen dan pengekspor batu bara terbesar dunia, tidak bisa serta merta langsung meninggalkan penggunaan batu bara.

Tak bisa dipungkiri, batu bara masih memberikan sejumlah manfaat dan keuntungan bagi negara ini dan juga warganya.

Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Tata Kelola Mineral dan Batu Bara Irwandy Arif mengungkapkan, batu bara hingga saat ini memberikan keuntungan yang besar di berbagai aspek.


Salah satunya yaitu batu bara hingga saat ini masih merupakan salah satu sumber energi yang murah dan andal. Bahkan, Irwandy menyebut, sumber kelistrikan di pulau Jawa seluruhnya masih ditenagai oleh Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara.

"Batu bara kalau nggak disuplai ke PLTU di Jawa, kita nggak bisa hadir dengan listrik hidup, semua (kelistrikan) akan mati. Seluruh pembangkit kita di Jawa dari batu bara," ungkapnya dalam sebuah seminar di Jakarta, dikutip Jumat (15/3/2024).

Kedua, dia mengatakan kekayaan batu bara di Indonesia terhitung sangat besar. Irwandy menyebut, kekayaan batu bara Indonesia sebesar mencapai dua per tiga dari total kekayaan tambang mineral dan batu bara di dalam negeri yang diperkirakan mencapai US$ 4 triliun atau Rp 62.500 (asumsi Rp 15.600 per US$).

"Kekayaan mineral dan batu bara US$ 4 triliun, 2/3 masih dari batu bara. Jadi peran batu bara itu sebenarnya besar kepada penghasilan yang kita dapat," ungkapnya.

Dia menyebut, penghasilan dari batu bara untuk negara pada 2021 tercatat mencapai US$ 47 miliar atau sekitar Rp Rp 733,9 triliun.

Begitu juga dari sisi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Berdasarkan data Kementerian ESDM, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari sektor pertambangan mineral dan batu bara pada 2023 tercatat mencapai Rp 173 triliun, lebih tinggi dari target 2023 sebesar Rp 146,1 triliun, namun lebih rendah dari 2022 yang mencapai Rp 183,5 triliun.

Adapun target PNBP sektor pertambangan mineral dan batu bara pada 2024 yakni "hanya" sebesar Rp 113,5 triliun. Batu bara diperkirakan menyumbang sekitar 70%-nya.

Selanjutnya, dia mengatakan, potensi hilirisasi batu bara juga masih sangat memungkinkan untuk dilakukan, sehingga bisa meningkatkan nilai tambah dari produksi batu bara dalam negeri.

"Ada pertanyaan batu bara itu kayu, bagaimana bisa dibuat nilai tambah? Ini ada teknologi yang bisa cuma sampai sekarang Indonesia belum melihat dengan baik. Apa yang ada, baru menjadi briket semi cooking coal. Jadi masih sangat sedikit," imbuh dia.

Belum lagi, sumber daya dan cadangan batu bara di Indonesia sangat besar. Irwandy menyebutkan, sumber daya batu bara di Indonesia mencapai 99,19 miliar ton dengan total cadangan sebesar 35,02 miliar ton.

Dengan begitu, menurutnya batu bara masih bisa menjadi sumber energi utama Indonesia hingga 20 tahun mendatang.

Dan jika diproduksi batu bara tahunan RI diasumsikan rata-rata 600 juta ton per tahun, maka dengan total sumber daya dan cadangan tersebut, batu bara dalam negeri masih memiliki umur hingga 60 tahun lagi.

"Cadangan sumber daya (batu bara) 99 miliar (ton), reserves 35 miliar ton. Jadi kalau rata-rata 600-700 juta ton per tahun, jadi umurnya 60-70 tahun. Batu bara masih energi utama di Indonesia untuk 10-20 tahun kalau saya bilang mungkin sampai 40 tahun, lalu relatif murah," tandasnya.


(wia)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Migas & Tambang Bikin Kejutan, Penerimaan Rp138,8 T di H1-2025