Internasional

Babi Bikin Pening China, Populasi Meledak-Ganggu Ekonomi

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
Sabtu, 16/03/2024 03:00 WIB
Foto: Babi di pinggiran Chengdu di provinsi Sichuan barat daya China (File Foto - AFP via Getty Images/PETER PARKS)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah China sedang mengambil langkah-langkah khusus untuk mengatur harga daging babi di negara itu. Ini terjadi setelah pertumbuhan jumlah ternak baru-baru ini sangat membebani harga daging babi.

Kementerian Pertanian China mengatakan bahwa pedoman mengenai jumlah ternak harus digunakan dengan lebih baik. Ini untuk mencegah fluktuasi besar dalam kapasitas produksi babi setelah periode volatilitas.


Diketahui, jumlah babi di China terpuruk akibat wabah demam babi Afrika pada tahun 2018 hingga 2021. Ini menyebabkan pemusnahan babi secara luas dan berdampak pada harga yang lebih tinggi.

Namun dorongan untuk memulihkan jumlah babi produksi yang pada tahun-tahun berikutnya menyebabkan jumlah ternak justru mengalami over capacity. Populasi babi di China berjumlah 434 juta pada tahun 2023, naik secara signifikan dari angka terendah sebesar 310 juta pada tahun 2019.

"Peraturan perlu diperbarui karena efisiensi produksi babi terus meningkat dan konsumsi daging babi cenderung stabil, dan pemerintah akan terus menerapkan target jangka panjang untuk peternakan babi," ujar Kementerian Pertanian China dikutip Financial Times Sabtu (16/3/2024).

Pekan lalu, Beijing mengeluarkan pemberitahuan akan mengurangi target retensi induk babi dari 41 juta menjadi 39 juta. Pemerintah disebutkan juga akan menaruh perhatian besar pada pengendalian penyakit termasuk demam babi Afrika.

Fitch, lembaga pemeringkat, mencatat pekan lalu bahwa kelebihan kapasitas dalam industri peternakan babi di China kemungkinan akan berlanjut hingga kuartal kedua. Ini membuat sebagian besar peternak kemungkinan akan terus menghadapi kerugian.

"Ada keengganan untuk melakukan pengurangan di seluruh pasar yang mungkin sebagian berasal dari keinginan untuk mempertahankan posisi terdepan (peternak) di pasar dan mengembalikan investasi sebelumnya," tulis Fitch.

Sementara itu, indeks harga konsumen China turun 0,8% pada bulan Januari, didorong oleh penurunan harga pangan sebesar 5,9% dan penurunan harga daging babi sebesar 17%. Tidak termasuk pangan dan energi, pertumbuhan harga konsumen inti positif sebesar 0,4%.

Analisis dari Nomura mengungkapkan harga daging babi turun 13,6% pada tahun 2023. Secara bulanan, harga tersebut turun 0,2% di bulan Januari 2024, menunjukkan lemahnya selera konsumen meskipun tahun baru Imlek telah tiba.

"Angka harga daging babi yang datar di bulan Januari bertentangan dengan kenaikan musiman harga daging babi yang biasanya terjadi menjelang liburan tahun baru China dan menunjukkan lemahnya permintaan daging babi," tulis analis di bank Jepang tersebut.


(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Dari 10 Beras, Hanya 1 Lolos Uji - Ekonomi China Tumbuh 5,2%