Strategi Bos InJourney untuk Salip Bisnis Event Singapura

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
15 March 2024 15:07
Direktur Utama PT Aviasi Pariwisata Indonesia (InJourney) Dony Oskaria. (CNBC Indonesia)
Foto: Direktur Utama PT Aviasi Pariwisata Indonesia (InJourney) Dony Oskaria. (CNBC Indonesia)

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Utama PT Aviasi Pariwisata Indonesia atau InJourney Dony Oskaria menyatakan tekadnya untuk mendorong pariwisata event Indonesia bakal berbicara banyak di kancah ASEAN, termasuk potensi menyalip bisnis event Singapura. Belakangan, Singapura kerap menjadi pembicaraan karena berhasil membuat penyanyi Taylor Swift manggung di negara tersebut.

Hadirnya Taylor membangkitkan efek multiplier yang besar bagi perekonomian negara tersebut.

"Multiplier efek ekonomi. Kita akan menghitung berapa besar ekonomi impact-nya dari event yang kita lakukan. Yang terakhir baru return on investment-nya jadi tidak dibalik nah ini kan butuh kesadaran kolektif, kalau tidak nanti dibikin bahwa event ini untungnya apa. Tetapi buat pemerintah kan indirect impact-nya yang penting. Ya itu juga dilakukan oleh Singapura dengan Taylor Swift-nya, yang menjadi berita fundamental. Inilah yang kita kejar nanti," kata Dony dalam Profit CNBC Indonesia, Jumat (15/3/2024).

Untuk mewujudkannya, InJourney bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif serta Kementerian Perhubungan. Kesamaan visi antara Menteri terkait dibutuhkan untuk mendorong sektor pariwisata ini bisa tumbuh, termasuk kolaborasi dengan Kementerian Perhubungan dan Kemenparekraf mengenai air connectivity kolaborasi mengenai tourism fund.

Sektor pariwisata di Bali utamanya perhotelan di Nusa Dua, kelimpahan cuan karena Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)Foto: Sektor pariwisata di Bali utamanya perhotelan di Nusa Dua, kelimpahan cuan karena Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Sektor pariwisata di Bali utamanya perhotelan di Nusa Dua, kelimpahan cuan karena Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

"Kolaborasi kita mengenai event bahkan event-event kan kolaborasi Injourney dengan Kementerian Pariwisata, nah ini kita harapkan kolaborasi ini semakin kuat sehingga kita juga mampu mengalahkan kompetitor-kompetitor kita di Asia Tenggara ini," ucapnya.

Untuk mencapai target itu, di tahun 2023 lalu sektor pariwisata di Indonesia sudah mulai tumbuh, khususnya di domestic tourism. Namun jika membandingkan recovery rate dengan 2019 masih belum mencapai 100%.

Apabila dibandingkan dengan negara-negara kompetitor seperti Thailand sudah kembali ke 100% sebelum pandemi.

"Jadi sudah mencapai kembali 39 juta kunjungan per tahun. Kemudian bahkan Malaysia lebih tinggi daripada tahun 2019, begitu juga Vietnam dan Singapura," sebutnya.

"Jadi di satu sisi bahwa memang terjadi recovery yang cukup baik, tetapi ini kita tidak boleh berpuas diri karena kompetitor kita tumbuh jauh lebih tinggi daripada kita. Ini satu tantangan buat kita juga. Nah karena itu pemerintah sebetulnya menurut saya baik itu melalui Injourney maupun melalui Kementerian Pariwisata sudah menerapkan berbagai macam strategi," tutup Dony.


(fys/wur)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bandara Ngurah Rai & Soetta Disulap Makin Kinclong, Mau Saingi Changi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular