Dampak Boikot Pro Israel di RI, Ujung-Ujungnya Pekerja yang Rugi

Martyasari Rizky, CNBC Indonesia
14 March 2024 12:23
Bendera Israel. (Freepik)
Foto: Bendera Israel. (Freepik)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) buka suara soal aksi boikot atas produk yang disebut sebagai produk Israel di dalam negeri. 

Direktur Industri Minuman, Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar Kemenperin Merrijantji Punguan Pintaria mengatakan, aksi tersebut memicu dampak bagi industri di dalam negeri.

"Cukup berdampak. Ini menurunkan kinerja industri kita. Hanya saja memang sangat sensitif. Dan, industri kita ini masih mencoba bertahan untuk tidak merumahkan karyawannya," kata Merrijantji saat ditemui wartawan di Jakarta, Rabu (13/3/2024).

"Namun, di satu sisi, kalau ini berlangsung lebih panjang lagi, akan ada kemungkinan industri akan merumahkan karyawannya," tambahnya.

Karena itu, dia berharap, aksi-aksi boikot bakal semakin berkurang frekuensi dan intensitasnya.

"Harapannya aksi boikot ini, karena yang bekerja di sektor-sektor industri ini adalah saudara-saudara kita se-Tanah Air, ini bisa semakin berkurang ke depannya. Sehingga tidak memaksa industri untuk merumahkan karyawannya," ujar Merrijantji.

Saat ditanya lanjut data detail efek boikot, Merrijantji belum bisa menjawab.

"Nanti saya coba (cari-ungkap) angkanya," sebutnya.

Versi Pengusaha

Di sisi lain, pengusaha minuman ringan mengungkapkan hal berbeda.

Meski ramai-ramai warga di berbagai negara termasuk Indonesia melakukan aksi atau gerakan boikot untuk produk-produk yang terafiliasi dengan Israel, tak terlalu memiliki dampak signifikan.

Ketua Umum Asosiasi Industri Minuman Ringan (ASRIM) Triyono Prijosoesilo mengatakan, jika melihat dari keseluruhan industri, industri minuman ringan tidak terlalu terdampak dengan aksi boikot tersebut.

"Secara keseluruhan kalau dilihat dari industri, kalau ke industri kita tidak terlalu terdampak ya," kata Triyono.

Dia mengatakan, secara industri memang agregatnya pihak dia lebih fokus kepada menjaga daya beli dan bagaimana menjaga beban usaha terjaga.

"Jadi, (aksi boikot) itu memang sangat spesifik. Kalau secara industri agregat kelihatannya kita lebih fokus pada menjaga daya beli, dan bagaimana menjaga beban usaha terjaga. Mungkin ke arah sana," ucapnya.

Lebih lanjut, Triyono menyampaikan, penjualan minuman ringan secara umum mengalami pertumbuhan sebesar 3,1% dari 2022 hingga 2023 secara tahunan. Adapun penyumbang utama dari pertumbuhan tersebut adalah air mineral.

Menurutnya, tanpa penjualan air mineral, industri minuman ringan mengalami pertumbuhan negatif sebesar 2,6%.


(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Boikot Produk Israel Manjur, Kerugiannya Bisa Gila-Gilaan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular