
Miris Nasib Warga RI: Beras-Telur Mahal, Harga Gula Pecah Rekor Lagi

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga-harga bahan pangan pokok penting dan strategis menunjukkan tren kenaikan. Tak cuma beras, harga gula sampai minyak goreng kini semakin mahal.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, lonjakan harga bahan-bahan pangan di pekan pertama bulan Maret 2024 semakin meluas. Hal itu mengacu pada Sistem Pemantauan Pasar Kebutuhan Pokok (SP2KP) Kementerian Perdagangan (Kemendag).
Jumlah kabupaten/ kota yang mengalami lonjakan harga telur dan daging ayam ras, cabai rawit, minyak goreng, bawang merah, dan bawang putih semakin bertambah. Masing-masing dari 229 lokasi, 201 lokasi, 228 lokasi, 130 lokasi, 136 lokasi, 64 lokasi menjadi 271 lokasi, 250 lokasi, 236 lokasi, 236 lokasi, 194 lokasi, dan 186 lokasi.
Sementara, harga beras yang mengalami kenaikan di 281 kabupaten/ kota hingga pekan kelima bulan Februari 2024, susut jadi 271 kabupaten/kota sampai pekan pertama Maret 2024.
Harga gula pasir sampai pekan kelima Februari 2024 terpantau naik di 186 kabupaten/kota, pada pekan pertama Maret 2024 tercatat di 179 kabupaten/ kota.
Meski jumlah kabupaten/ kota yang mengalami kenaikan ada yang berkurang, namun harga-harga komoditas ini masih dalam tren naik.
Misalnya beras.
BPS mencatat, inflasi beras pada bulan Februari 2024 sebesar 5,32%. Level ini hampir menyentuh level pada bulan September 2023 yang cetak rekor di 5,61%.
Harga Mahal Makin Meluas
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini memaparkan, kelompok makanan, minuman, dan tembakau menyumbang andil inflasi terbesar secara bulanan maupun tahunan pada bulan Februari 2024.
Komoditas penyumbang inflasi terbesar secara bulanan adalah beras, cabai merah, telur dan daging ayam ras, serta minyak goreng. Secara tahunan, ada tambahan dari inflasi sigaret kretek mesin (SKM), tomat, bawang putih, dan gula pasir.
"Andil inflasi beras terhadap inflasi umum terbesar dibandingkan komoditas lainnya," kata Pudji saat Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah 2024, ditayangkan akun Youtube Kemendagri, Rabu (13/3/2024).
"Secara historis, inflasi beras tahun 2023-2024 cenderung lebih tinggi dibandingkan tahun 2022," tambahnya.
Pada pekan pertama bulan Maret 2024, BPS mencatat harga telur ayam ras naik signifikan, sekitar 5,26% di bulan Februari 2024. Sementara daging ayam ras mengalami kenaikan 4,34% dibandingkan Februari 2024.
Harga minyak goreng dilaporkan naik 0,44%. Kenaikan harga terus meluas, kini di 65,56% wilayah Indonesia.
Cabai merah dilaporkan melonjak 9,15%, meski kini wilayah yang mengalami kenaikan turun jadi tersisa di 68,06% wilayah Indonesia pada pekan pertama bulan Maret 2024.
Sementara harga cabai rawit merah meroket sampai 15,94%. Wilayah yang mengalami lonjakan harga cabai rawit merah juga bertambah signifikan di pekan pertama Maret 2024, kini di 65,56% wilayah Indonesia.
"Harga pangan bergejolak, khususnya produk hortikultura (cabai merah dan cabai rawit) dan peternakan (telur ayam ras dan daging ayam ras) perlu dipantau. Mengingat kemungkinan potensi inflasi dari komoditas tersebut," kata Pudji.
Lampaui Batas Pemerintah
Dalam kesempatan sama, Deputi bidang Kerawanan Pangan dan Gizi Badan Pangan Nasional (Bapanas) Nyoto Suwigno memaparkan, harga beras baik medium maupun premium saat ini masih jauh di atas harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.
"Per 12 Maret 2024, harga beras medium di Zona I lebih mahal 35,02% dari HET. Di Zona II, lebih mahal 25,44% dan di Zona III lebih mahal 34,79%," katanya.
"Harga beras premium di Zona I lebih mahal 10,60% dari HET, di Zona II lebih mahal 8,32% dari HET, sedangkan di Zona III lebih mahal 26,06% dari HET," papar Nyoto.
HET dimaksud mengacu pada Peraturan Badan Pangan Nasional No 7/2023 yang berlaku sejak Maret 2023. Yakni Rp.10.900/kg medium, sedangkan beras premium Rp 13.900/kg untuk Zona 1 yang meliputi Jawa, Lampung, Sumsel, Bali, NTB, dan Sulawesi. Sementara HET beras di Zona 2 meliputi Sumatra selain Lampung dan Sumsel, NTT, dan Kalimantan dipatok Rp 11.500/kg medium dan beras premium Rp 14.400/kg. Dan, di zona ke-3 meliputi Maluku dan Papua, HET beras medium sebesar Rp 11.800/kg, dan untuk beras premium sebesar Rp 14.800/kg.
Begitu juga dengan harga gula. Terpantau terus naik melampaui batas yang ditetapkan pemerintah, bahkan berulang kali pecah rekor.
Harga gula memang terus menanjak naik sejak bulan September 2023 lalu. Pada bulan Maret 2023 lalu, harga rata-rata gula nasional masih di Rp14.380 per kg. Lalu pada bulan September 2023 naik ke Rp14.940 per kg, dan di akhir tahun 2023 terbang ke Rp17.270 per kg.
Pada November 2023 lalu, pemerintah lewat Bapanas menetapkan harga acuan gula di tingkat eceran ritel modern sebesar Rp16.000 per kg. Ini naik dari sebelumnya Rp14.500 per kg. Sedangkan untuk daerah/ wilayah Maluku, Maluku Utara, Papua Barat, Papua Pegunungan, Papua Tengah, Papua Selatan, Papua Barat Data, dan wilayah 3TP (tertinggal, terluar, terpencil, dan perbatasan), harga gula konsumsi di tingkat ritel atau konsumen sebesar Rp17.000 per kg.
Panel Harga Badan Pangan mencatat, hari ini Rabu (19/3/2024), harga sejumlah bahan pangan naik secara rata-rata harian nasional di tingkat eceran. Yaitu, cabai rawit merah melonjak Rp1.100 ke Rp63.950 per kg, cabai merah keriting melonjak Rp1.920 ke Rp67.120 per kg, bawang putih naik Rp180 ke Rp40.360 per kg, dan telur ayam ras naik Rp170 ke Rp31.890 per kg.
Sementara, harga gula konsumsi naik Rp20 ke Rp17.860 per kg. Sepekan lalu, 6 Maret 2024, harganya masih di Rp17.730 per kg.
Harga beras premium hari ini bertengger di Rp16.490 per kg dan beras medium turun Rp20 ke Rp14.360 per kg. Sepekan lalu, 6 Maret 2024, harga beras premium tercatat di Rp16.500 per kg dan beras medium di Rp14.340 per kg.
Waspada Harga Gula
Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) Mohammad Abdul Ghani meminta pemerintah waspada potensi lonjakan harga gula. Pasalnya, posisi stok saat ini menipis.
Dia memaparkan, stok gula nasional di akhir tahun 2023 ditaksir mencapai sekitar 740.000 ton. Sementara, kebutuhan gula nasional berkisar 3 juta ton atau sekitar 200.000 ton per bulan. Ini adalah angka kebutuhan untuk gula konsumsi, tidak termasuk gula untuk kebutuhan industri dan lainnya.
"Khusus untuk PTPN, saat ini kami memiliki stok 166.474 ton. Sebagian besar stok itu sudah dimiliki pedagang tapi belum keluar dari gudang kami," katanya saat ikut dalam Rapat Kerja Menteri Perdagangan dengan Komisi VI DPR di Jakarta, Rabu (13/3/2024).
"Artinya, ketika bicara kebutuhan hari raya, paling tidak dari PTPN baik milik sendiri dan pedagang ada 166.474 ton, ada sekitar 28.000 ton segera keluar dari pelabuhan. Artinya ini sudah agak ngeri-ngeri sedap ketersediaan gula di pasaran," tambah Abdul Ghani.
Dia meminta pemerintah mengantisipasi ancaman keterbatasan pasokan gula hingga bulan Mei 2024 nanti. Sebab, berdasarkan taksasi produksi gula musim giling tahun 2024, produksi gula bulan Mei ini diprediksi hanya 78.137 ton. Baru pada bulan Juni meningkat ke 204.293 ton.
"Sampai bulan Mei perlu diwaspadai, tentu ini kebijakan pemerintah untuk mengatasi jangan sampai gula di pasaran berkurang dan harga akan melonjak," ujar Abdul Ghani.
(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article BPS Warning Harga Sembako Ini Beterbangan, Hari Ini Segini
