Bulog Sukses Dapatkan Beras Impor dari Thailand-Pakistan 300 Ribu Ton

Romys Binekasri, CNBC Indonesia
13 March 2024 16:46
Bayu Krisnamurthi Direktur Utama Perum Bulog. (Tangkapan layar Youtube DPR RI)
Foto: Bayu Krisnamurthi Direktur Utama Perum Bulog. (Tangkapan layar Youtube DPR RI)

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi mengungkapkan pihaknya telah merampungkan kontrak baru impor beras sebanyak 300 ribu ton yang berasal dari Thailand dan Pakistan. Menurut Bayu, kontrak dilakukan sebelum Ramadan

"(Kontrak impor beras) kemarin baru 300 ribu ton," ujarnya di Gedung DPR RI, Kawasan Senayan, Jakarta, Rabu (13/3/2024).

Dengan demikian, kontrak impor beras ini menambah jumlah realisasi kuota impor beras dari menjadi 800 ribu ton. Sebelumnya, Bulog juga telah mendatangkan beras impor sebanyak 500 ribu ton hasil sisa impor 2023. Sementara kuota total impor beras tahun ini sebanyak 3,6 juta ton.

"Hampir 1 juta tahun ini, sebagian carry over dan sebagian kuota 2 juta ton," ungkapnya.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan pengecekan stok beras di Gudang Bulog Cibitung, Kabupaten Bekasi, Jumat (16/2/2024). Dalam kesempatan itu ia juga kembali membagikan bantuan pangan beras 10 kilogram ke keluarga penerima manfaat. (CNBC Indonesia/Emir Yanwardana)Foto: Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan pengecekan stok beras di Gudang Bulog Cibitung, Kabupaten Bekasi, Jumat (16/2/2024). Dalam kesempatan itu ia juga kembali membagikan bantuan pangan beras 10 kilogram ke keluarga penerima manfaat.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan pengecekan stok beras di Gudang Bulog Cibitung, Kabupaten Bekasi, Jumat (16/2/2024). Dalam kesempatan itu ia juga kembali membagikan bantuan pangan beras 10 kilogram ke keluarga penerima manfaat. (CNBC Indonesia/Emir Yanwardana)

Sebelumnya, Direktur Bisnis Perum Bulog Febby Novita bilang pihaknya baru merealisasikan impor beras pada tahun ini sebanyak 500 ribu ton. Apabila kurang dan perlu ada penguatan stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP), Bulog siap kembali mengimpor.

"Realisasi impor baru 500 ton di tahun ini. Itu yang 2,5 juta tadi untuk SPHP dan barangnya cukup, kalau kurang kita lakukan lagi (impor), kita maksimalkan dalam negeri juga," ungkap Direktur Bisnis Perum Bulog Febby Novita kepada CNBC Indonesia.

Hal yang sama juga diungkapkan Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengungkapkan bahwa pemerintah sudah melakukan impor beras di awal tahun 500 ribu ton. Perum Bulog masih memiliki jatah impor beras 2 juta ton plus 1,6 juta ton.

"Baru 500 ribu ton, tahun ini ada kuota 2 juta ton. Kemarin ada penambahan 1,6 juta ton, itu kita pastikan teman-teman Bulog siap, daripada nanti belum ada kuotanya nanti rapat-rapat lagi kelamaan, ini udah disiapkan. Presiden-Kementerian semua maunya cepat, tinggal kontrol kapan masuknya, importasi yang terukur," timpalnya.

Pemerintah memutuskan untuk menambah kuota penugasan impor beras tahun ini kepada Perum Bulog sebanyak 1,6 juta ton, setelah menugaskan impor sebanyak 2 juta ton pada akhir tahun 2023 lalu. Ini adalah bagian dari penugasan kepada Bulog untuk impor tahun 2023 yang mencapai 3,5 juta ton. Adanya impor diproyeksikan bakal membuat harga beras bakal turun.

"Otomatis (harga turun), jadi malah yang harus dijaga harga di tingkat petani. Saat harga gabah Rp 8.000-8.600/Kg, kembali ke Rp 6.500-7.000, itu bukan anjlok, tapi harga hilir mau sesuai HET (Harga eceran tertinggi), dan di hulu angkanya setelah Harga Pokok Produksi (HPP) ditambah harus ada margin," sebut Arief.


(wur/wur)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 1,5 Juta Ton Beras Impor Bulog Bebas Pajak, Mentan Bilang Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular