Genjot Energi Terbarukan, RI Bakal Bangun Transmisi Raksasa!

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
07 March 2024 12:10
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo meresmikan pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Poso di Poso, Sulawesi Tengah dan PLTA Malea di Tana Toraja, Sulawesi Selatan. Pengoperasian dua pembangkit ramah lingkungan ini mendukung pencapaian target energi baru terbarukan (EBT) sebesar 23 persen pada 2025 dan net zero emission 2060. (Dok: PLN)
Foto: Presiden Republik Indonesia Joko Widodo meresmikan pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Poso di Poso, Sulawesi Tengah dan PLTA Malea di Tana Toraja, Sulawesi Selatan. Pengoperasian dua pembangkit ramah lingkungan ini mendukung pencapaian target energi baru terbarukan (EBT) sebesar 23 persen pada 2025 dan net zero emission 2060. (Dok: PLN)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan bahwa jaringan transmisi listrik dengan jangkauan yang luas atau super grid merupakan kunci dari program transisi energi di Indonesia.

Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan bahwa Indonesia memiliki potensi energi baru terbarukan (EBT) yang melimpah, sehingga infrastruktur untuk bisa menyalurkan sumber EBT yang besar tersebut perlu dibangun.

"Saya ingin menunjukkan infrastruktur kita ke depan, super grid ini menjadi semakin penting supaya kita next bisa sharing dari sini, dari umber daya dan juga sisi demand (kebutuhan) disambungkan ke seluruh pulau utama," ungkap Dadan dalam acara Rembuk Nasional Transisi Energi, di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, dikutip Kamis (7/3/2024).

Dadan memaparkan bahwa sumber EBT di Indonesia sangat beragam dan terdapat di lokasi yang jauh dari sumber kebutuhan energinya. Dengan begitu, dia mengatakan bahwa sumber EBT yang tersebar itu perlu disambungkan melalui super grid yang bisa menjangkau seluruh pulau besar di Indonesia.

"Ya kalau demand-nya besar, misalkan di Pulau Sulawesi, atau di bagian barat Jawa," tambahnya.

Dia menyebut, sumber EBT yang melimpah di dalam negeri baru termanfaatkan sebesar 0,3%. Dalam paparannya, per September 2023, potensi surya di Indonesia mencapai 3,2 Terra Watt (TW), namun pemanfaatannya baru sebesar 345 Mega Watt (MW).

Sedangkan energi hidro di Indonesia tersedia potensi hingga 95 Giga Watt (GW), namun baru dimanfaatkan sebesar 6,7 GW. Kemudian, terdapat energi bayu/angin yang mana potensinya sebesar 155 GW namun baru dimanfaatkan sebesar 154 MW. Diikuti dengan potensi besar EBT lainnya seperti bioenergi, panas bumi, dan laut yang baru dimanfaatkan segelintirnya saja.

"Banyak PLTA 1.200 MW ini kecil dibandingkan tempat lain. Ini sekarang banyak sekali 20 kali lipat dibanding kita, kita ada potensi," jelasnya.

Padahal, dia juga mengatakan bahwa Indonesia sudah dimudahkan dengan perkembangan teknologi di dunia untuk bisa memanfaatkan sumber EBT dalam negeri.

"Jangan pesimis justru sekarang kita saatnya panen apa yang sudah dikembangkan kita bisa manfaatkan hasilnya. Dalam beberapa hal Indonesia ambil leadership," tandasnya.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Listrik Sumatera-Jawa Bakal Tersambung Sebelum 2028

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular