Strategi Besar Swasembada Gula RI Hampir Selesai, Ini Bocorannya

M Rosseno Aji Nugroho, CNBC Indonesia
Rabu, 06/03/2024 19:15 WIB
Foto: Impor Gula Pasir Ditengah Lonjakan Harga. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia-Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian hampir merampungkan roadmap peningkatan produktivitas tebu dan rendemen serta penambahan areal baru. Roadmap tersebut merupakan pelaksanaan dari Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 40 Tahun 2023 tentang Percepatan Swasembada Gula Nasional dan Penyediaan Bioetanol sebagai Bahan Bakar Nabati (biofuel).

"Roadmapnya tinggal finalisasi," kata Deputi II Kemenko Perekonomian Dida Gardera di kantornya, Jakarta, Rabu (6/3/2024).


Dida memperkirakan roadmap tersebut akan terbit tak sampai satu bulan lagi. Menurut dia, roadmap tersebut akan berupa Keputusan Menteri Koordinator Perekonomian.

Menurut Dida, dalam roadmap itu pemerintah akan menyusun rencana untuk mengoptimalkan potensi lahan tebu yang ada. Selain optimalisasi lahan, dia mengatakan strategi lain yang akan dipakai adalah dengan perluasan lahan.

"Intinya kita sambil jalan juga kita mencari potensi lahan yang bisa dioptimalkan, kedua bagaimana kita mengintensifkan," kata dia.

Untuk intensifikasi lahan, Dida menuturkan strategi tersebut tak hanya dilakukan untuk percepatan produksi gula. Menurut dia, optimalisasi lahan juga dilakukan untuk mempercepat produksi biofuel.

Dia mencontohkan saat ini pemerintah tengah meningkatkan peremajaan sawit rakyat. Menurut Dida, peremajaan tanaman sawit ternyata butuh waktu 4 tahun mulai dari proses menanam hingga tumbuhan itu menjadi dewasa.

Dia menuturkan di sela masa tanam hingga produksi itu, lahan yang ada dapat ditanami jagung. Jagung itu, kata dia, nantinya akan digunakan untuk produksi bahan bakar nabati. "Empat tahun itu bisa untuk tanaman sela, misalnya jagung, itu bisa untuk konsumsi dan berpotensi untuk biodiesel," kata dia.

Sebelumnya, Presiden Jokowi menetapkan target baru untuk produksi dan swasembada gula di Indonesia, serta bioetanol melalui penerbitan Perpres Nomor 40 tahun 2023. Perpres itu terbit pada 16 Juni 2023. Perpres ini dibuat karena RI merupakan pengimpor gula terbesar di dunia. Selain itu, Perpres juga diterbitkan untuk memperkuat kemandirian energi RI.

Lewat aturan itu, Jokowi juga menargetkan RI mampu mencapai swasembada gula pada 2028 dan peningkatan produksi bioetanol pada 2030.

Untuk itu, Presiden memerintahkan penyusunan peta jalan (road map) oleh Menko bidang Perekonomian, yang mengoordinasikan dengan kementerian/lembaga serta BUMN dan pihak terkait, juga pemerintah daerah.

Peta jalan itu diperintahkan sudah harus rampung paling lambat 6 bulan sejak berlakunya Perpres No 40/2023.

Ditargetkan, peta jalan itu akan memuat upaya peningkatan produktivitas tebu nasional menjadi 93 ton per ha. Dari saat ini sekitar 70 ton per ha, rata-rata nasional.


(rsa/mij)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Menanti Akselerasi Insentif Bioetanol Demi Swasembada Energi