Produksi Gas RI Turun Terus, LNG Jadi Solusi Untuk Kebutuhan Industri

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
06 March 2024 14:55
LNG. (REUTERS/Issei Kato/File Photo)
Foto: LNG. (REUTERS/Issei Kato/File Photo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Produksi gas bumi dalam negeri diperkirakan bakal mengalami penurunan dalam beberapa tahun mendatang. Hal ini seiring dengan kondisi beberapa lapangan yang sudah tua.

Penurunan produksi gas bumi di tanah air bisa semakin memburuk tatkala kebutuhan akan gas bumi terus mengalami peningkatan. Oleh karena itu, sebagai salah satu solusinya, menurut beberapa stakeholder berpandangan bahwa dibutuhkan alternatif 'gas baru' sebagai pengganti gas pipa domestik untuk kebutuhan industri dan lainnya. Seperti misalnya gas alam cair atau Liquefied Natural Gas (LNG).

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pun mengakui, bahwa berdasarkan data-data, produksi gas bumi Indonesia diperkirakan akan terus mengalami penurunan. "Diperkirakan akan terus menurun beberapa tahun mendatang dari lapangan eksisting," kata dia Koordinator Penyiapan Program Migas Ditjen Migas Kementerian ESDM, Rizal Fajar Muttaqien dalam webinar Menelisik Kesiapan Pasokan Gas untuk Sektor Industri dan Pembangkit Listrik, dikutip Rabu (6/3/2024).

Disamping penurunan, Kementerian ESDM mencatat konsumsi gas bumi diperkirakan akan mengalami kenaikan. Tercatat dalam neraca gas bumi periode tahun 2023-2032, sektor industri menjadi salah satu konsumen pengguna gas cukup besar saat ini yakni mencapai 30,83%. Kemudian diikuti oleh sektor ketenagalistrikan 11,82%, dan pupuk sekitar 11%.

Sementara untuk ekspor gas bumi dalam bentuk LNG sebesar 22,18%. Kemudian, melalui gas pipa yakni sebesar 8,40% dengan total konsumsi pada akhir 2023 mencapai 5.868 BBTUD.

Praktisi Minyak dan gas bumi, Hadi Ismoyo bahkan menekankan, bahwa pemanfaatan LNG bisa menjadi salah satu solusi pengganti gas pipa untuk kebutuhan industri di dalam negeri. Bahkan, LNG dinilai bisa mengurangi impor untuk LPG. "Pemanfaatan LNG ini bisa menjadi salah satu solusi," kata dia kepada CNBC Indonesia, dikutip Rabu (5/3/2024).

Hadi membeberkan Indonesia sejatinya mempunyai sumber pasokan gas bumi yang masih menjanjikan. Pasokan gas tersebut berada di Kalimantan Timur, Proyek Tangguh, Blok Masela, Blok Kasuri dan Wilayah Ujung Barat seperti di Laut Andaman. "Gas tersebut harus dikonversi ke LNG kemudian dengan LNG Tanker dikirim ke Terminal Regasifikasi di Jawa," kata dia.

Chairman Indonesia Gas Society (IGS) Aris Mulya Azof mengakui bahwa produksi dari lapangan eksisting saat ini terus mengalami penurunan secara alamiah. Sementara kebutuhan gas bumi domestik ke depan diproyeksikan akan terus meningkat.

Namun memang, kata Aris, cadangan gas Indonesia sejatinya masih cukup besar untuk memenuhi kebutuhan domestik. Hanya saja, cadangan tersebut tersebar di wilayah yang sulit dijangkau.

"Dibandingkan dengan temuan cadangan dahulu, cadangan sekarang memerlukan modal yang besar, teknologi dan membersihkan dari impurities. Sehingga produksi gas akan lebih mahal dibandingkan sebelumnya," kata Aris kepada CNBC Indonesia, dikutip Rabu (6/3/2024).

Melihat kondisi tersebut, Aris memandang bahwa pemerintah perlu mendorong investor untuk memproduksi gas bumi dan dapat membuat regulator upstream, midstream, dan downstream. "Termasuk mendorong pembangunan infrastruktur dan mengembangkan mid and mini LNG mengingat Indonesia negara kepulauan," ujarnya.


(pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasokan Gas dari Hulu Susut, PGN Dapat Tambahan 2 Kargo LNG

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular