Ternyata 2 Tsunami di RI Ini Bukan Disebabkan Gempa Bumi
Jakarta, CNBC Indonesia - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan, Indonesia pernah mengalami tsunami yang tak dipicu oleh gempa bumi.
Karena itu, dia mengimbau negara-negara di dunia saling berbagi ilmu untuk memperkuat sistem peringatan dini tsunami, khususnya berbasis nonseismik.
"Kejadian tsunami nonseismik semakin marak terjadi. Maka dari itu, sharing pengetahuan perlu dilakukan lebih mendalam antara seluruh working group dari setiap kawasan. Sehingga pembangunan sistem peringatan dini tsunami berbasis non seismik dapat lebih diperkuat," katanya dalam keterangan di situs resmi, dikutip Jumat (1/3/2024).
Hal itu disampaikannya saat pertemuan Seventeenth Meeting of the Working Group on Tsunamis and Other Hazards related to Sea Level Warning and Mitigation Systems (TOWS-WG) 22-23 February 2024, di Tohoku University, Sendai, Jepang.
Dwikorita dalam pertemuan tersebut sebagai Ketua Intergovernmental Coordination Group for the Indian Ocean Tsunami Warning and Mitigation System (ICG/IOTWS). BMKG sendiri bertanggung jawab menyampaikan pemberitahuan peringatan dini ancaman tsunami kepada 25 negara anggota yang berada di kawasan Samudera Hindia.
Dia mengatakan, perlu penguatan infrastruktur peringatan dini tsunami berbasis komunitas (Community-based Early Warning Infrastructure). Sebab, sistem peringatan dini tsunami pada komponen hulu jauh lebih kuat dibandingkan di hilir.
"Sistem peringatan dini tsunami yang ada umumnya hanya ditujukan untuk tsunami megathrust yang sebelumnya didahului oleh gempa bumi besar," ujarnya.
"Indonesia sendiri pernah merasakan dua kali tsunami yang justru bukan disebabkan gempa bumi. Yaitu tsunami Palu yang terjadi pada bulan September 2018 disebabkan oleh longsor laut yang dipicu oleh gempa bumi. Dan, tsunami Selat Sunda yang terjadi pada bulan Desember 2018 yang dipicu aktivitas gunung berapi yang mengakibatkan longsor laut dan akhirnya membangkitkan Tsunami," papar Dwikorita.
Untuk itu, lanjutnya, negara-negara di dunia harus memfokuskan perhatian pada sistem peringatan dini dalam memberikan informasi yang cepat terhadap tsunami yang dipicu aktivitas non-seismik.
"Kami mengimbau negara-negara di dunia untuk tidak "pelit ilmu" dalam upaya membangun sistem peringatan dini tsunami," pungkas Dwikorita.
(dce/dce)