Inflasi Harga Pangan Meroket, Tertinggi Sejak Oktober 2022

Rosseno Aji Nugroho, CNBC Indonesia
01 March 2024 11:15
Pekerja menyiapkan beras di Kawasan Pasar Minggu, Jakarta, Selasa, (27/2/2024). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Pekerja menyiapkan beras di Kawasan Pasar Minggu, Jakarta, Selasa, (27/2/2024). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perkembangan inflasi harga pangan bergejolak atau volatile food mencapai 8,47% (year on year/yoy) pada Februari 2024. Inflasi yang melesat ini dipicu oleh kenaikan harga bahan makanan, terutama beras dan cabai merah.

M.Habibullah, Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, mengungkapkan inflasi volatile food sebesar 8,47% ini merupakan yang tertinggiĀ sejak OktoberĀ 2022.

"Jadi volatile food secara yoy merupakan tertinggi sejak Oktober 2022, dimana September 2022 terjadi inflasi, volatilenya 9,20%," kata Habibullah, Jumat (1/3/2024).

Adapun, penyumbang inflasi harga pangan yang signifikan adalah beras. Pada Februari 2024, beras mengalami inflasi 5,32% dan andilnya 0,21%.

Habibullah menegaskan beras memberikan andil inflasi besar baik secara tahunan dan bulanan pada Februari ini. Secara umum, harga beras mengalami inflasi di 37 provinsi.

Selain beras, daging ayam ras, cabai merah, tomat dan bawang turut memberikan andil inflasi bagi harga bergejolak.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tekanan Harga Pangan RI Tinggi, Peringkat 6 di G20

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular