Begini Perbandingan Ekonomi RI di Awal dan Akhir Masa Kerja Jokowi

Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
Jumat, 01/03/2024 10:05 WIB
Foto: Presiden Jokowi saat peletakan batu pertama atau groundbreaking Gedung Kantor PT Bank Mandiri (Persero) Tbk di Kawasan Ibu Kota Nusantara, Provinsi Kalimantan Timur, pada Kamis, (29/2/2024). (CNBC Indonesia/Emir Yanwardhana)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah mengungkapkan data perbandingan kondisi ekonomi masa pemerintahan awal setelah pemilihan presiden pada periode 2014 dan 2024. Patut diingat, dua tahun ini juga merupakan tahun awal dan akhir pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Data ini diungkap oleh Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso kepada para pelaku ekonomi di Indonesia, supaya tak ragu menjalankan aktivitasnya saat masa transisi.

"Para pelaku usaha sudah menyampaikan kekhawatirannya, biasanya kalau tahun pertama itu sangat konservatif, sangat prudent sekali, sehingga khawatir ruang untuk ekspansi usahanya tidak besar. Nah mari kita lihat beberapa angka," kata Susiwijono dalam acara Economic Outlook 2024 CNBC Indonesia, dikutip Jumat (1/3/2024)


Susiwijono mengungkapkan, data-data ekonomi Indonesia selama 10 tahun terakhir semakin membaik, sehingga seharusnya tidak ada rasa kekhawatiran bagi pengusaha untuk terus berekspansi bisnis. Menurutnya, ini karena masa transisi pemerintahan di Indonesia tak mengganggu roda perekonomian.

Ia mendasarinya dari data 10 indikator ekonomi, yakni defisit transaksi berjalan atau current account deficit yang kian rendah satu dekade terakhir, dari awal 2014 sebesar 3,09% menjadi hanya 0,1%. Lalu, keseimbangan primer APBN pada 2014 yang defisit 0,92% kini surplus 0,44%.

Pertumbuhan ekonomi dari 5,01% pada 2014 menjadi 5,05%, inflasi dari 8,36% menjadi 2,57%, produk domestik bruto (PDB) per kapita dari US$ 3.478 menjadi US$ 5.377, nilai ekspor US$ 176 miliar menjadi US$ 258,82 miliar, impor US$ 178,2 miliar menjadi US$ 221,89 miliar, dan neraca perdagangan dari defisit US$ 2,21 miliar menjadi surplus US$ 36,93 miliar.

Rasio kredit macet (NPL) terjaga dari 2,16% menjadi 2,19%, persentase kemiskinan dari 10,96% menjadi 9,36%, pengangguran dari 5,94% menjadi 5,32%, rasio gini atau ketimpangan dari 0,41% menjadi 0,388%, purchasing managers index dari 51 ke 52,9, dan indeks keyakinan konsumen dari 117,92 menjadi 125.

"Menjelang memasuki tahun pertama pemerintahan baru kita lihat angka-angkanya sebenarnya kalau dibandingkan 10 tahun lalu peningkatannya luar biasa, capaiannya sangat baik sekali," tegas Susiwijono.

Oleh sebab itu, Susiwijono menekankan, meski kondisi ekonomi global belum akan membaik pada tahun ini dan menuju 2025, perekonomian Indonesia masih terjaga stabil dan terus mengalami ekspansi. Karenanya, dia memastikan kepada para pelaku usaha untuk tidak lagi bersikap wait and see pada masa transisi pemerintahan.

"Karena itu kita yakin di 2024 dan 2025 nanti ekonomi kita akan lebih baik dibandingkan di 2023. Intinya kami menyimpulkan ekonomi Indonesia 2023 tumbuh kuat dan solid, 2024 lebih baik lagi dan 2025 lebih tinggi dari 2014," tuturnya.


(haa/haa)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Ekonomi Tumbuh 5,12%, Ekonom Blak-blakan Realitanya