Economic Outlook 2024

Harga Nikel Jatuh, Anak Buah Luhut Bingung Australia & Prancis Protes

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
29 February 2024 17:19
Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan, Septian Hario Seto memberikan pemaparan dalam acara CNBC Indonesia Economic Outlook 2024 di Jakarta, Kamis (29/2/2024). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan, Septian Hario Seto memberikan pemaparan dalam acara CNBC Indonesia Economic Outlook 2024 di Jakarta, Kamis (29/2/2024). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investas (Kemenko Marves) mengaku kebingungan ketika pihak Australia dan Prancis melakukan protes terhadap jatuhnya harga nikel.

Septian Hario Seto, Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves menyatakan, bahwa dalam 10 tahun terakhir harga nikel justru di level rata-rata US$ 15.000-an. Harga itu lebih rendah dibandingkan yang ada saat ini diangka US$ 17.000-an.

"Saya kira, saya terus terang bingung Australia, Prancis protes harga nikel. Padahal historisnya masih di atas rata-rata 10 tahun terakir," ungkap Seto acara CNBC Indonesia Economic Outlook 2024 di Hotel Ritz-Carlton, Pacific Place, Jakarta, Kamis (29/2/2024).

Seto mencatat, setidaknya ada dua hal yang membuat harga nikel rendah. Pertama, efisiensi menjadi salah satu isu tatkala dunia baru banyak yang tidak efisien pada smelternya yang membuat sulit berkompetisi.

Kedua, Indonesia sebagai negara yang mendorong hilirisasi harus seimbang investasi di baterai mobil listrik, harus mulai masuk bukan hanya hulu tapi juga hilir. "kalau harga nikel tinggi maka nanti harga baterai mahal akibat penjualannya mobil listrik turun dan akan ada yang menggantikan mobil listrik," ungkap dia.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kaya Nikel, RI Godok Pembentukan Bursa Harga Nikel Sendiri

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular