Harga BBM Non Subsidi 1 Maret Naik? Ini Kata Pertamina
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina (Persero) hingga kini masih melakukan review atas harga bahan bakar minyak (BBM) non subsidi pada bulan Maret mendatang. Hal tersebut menyusul dengan pergerakan harga minyak mentah dunia yang terjadi saat ini.
Secretary Corporate PT Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting mengatakan apabila tidak ada penyesuaian harga BBM, hal tersebut tentunya berpotensi menggerus revenue perusahaan. Mengingat tren komponen penentu harga BBM di dalam negeri mengalami kenaikan.
"Kami sedang mereview untuk harga BBM Non subsidi, melihat trend harga minyak mentah, MOPS dan juga Kurs. Bila tidak ada penyesuaian harga BBM non subsidi, sementara MOPS dan kurs naik, tentunya akan mengoreksi potensi revenue Perusahaan," kata dia kepada CNBC Indonesia, Kamis (29/2/2024).
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif memprediksi harga Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk non subsidi bakal mengalami kenaikan dalam waktu dekat. Hal tersebut menyusul naiknya harga minyak mentah dunia yang saat ini berada di level US$ 82 per barel.
Menurut Arifin, badan usaha sejatinya mempunyai kewenangan dalam menetapkan harga BBM non subsidi, mengikuti pergerakan harga minyak mentah dunia. Namun yang pasti, pemerintah akan tetap menahan harga BBM bersubsidi untuk tidak mengalami kenaikan.
"Kalau yang non subsidi ini kan ikut formula harga indeks minyak kan, sekarang minyak udah berapa, US$ 82 ya, dibandingkan sama tahun lalu ada kenaikan antara US$ 6, itu pasti mempengaruhi biaya produksi, kalau kita kan yang subsidi kita tahan, kalau yang non subsidi tergantung daya tahan dari pada badan usaha ya," ujar Arifin ditemui di Kantor Ditjen Migas, Jumat (16/2/2024).
Ia pun sebelumnya mengapresiasi keputusan perusahaan pelat merah tersebut dalam menahan harga jelang gelaran Pilpres 2024. "Pemerintah yang tahan subsidi, gak ada kenaikan, yang non subsidi itu badan usaha masing-masing," tambahnya.
(pgr/pgr)