Serapan Gas Industri Loyo, Siap-Siap Harga Gas US$ 6 Dievaluasi

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
28 February 2024 14:15
PGN salurkan gas ke Kawasan Industri GIIC Deltamas, Bekasi, Jawa Barat. (doc. PGN)
Foto: PGN salurkan gas ke Kawasan Industri GIIC Deltamas, Bekasi, Jawa Barat. (doc. PGN)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah bakal mengevaluasi kelanjutan kebijakan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) sebesar US$ 6 per MMBTU untuk tujuh sektor industri. Hal tersebut karena dipicu belum optimalnya serapan gas oleh perusahaan penerima HGBT selama ini.

Koordinator Penyiapan Program Migas Direktorat Jenderal Migas Kementerian ESDM Rizal Fajar Muttaqien mengatakan, pihaknya saat ini tengah melakukan proses review terhadap pengguna HGBT. Salah satunya, dengan berkoordinasi bersama Kementerian Perindustrian.

"Kami harapkan ada evaluasi dari masing-masing pengguna gas bumi," kata Rizal dalam webinar Menelisik Kesiapan Pasokan Gas untuk Sektor Industri dan Pembangkit Listrik, Rabu (28/2/2024).

Menurut Rizal, apabila ditemukan pengguna HGBT yang tidak sesuai dengan komitmen awal, maka pemerintah tidak segan-segan untuk mengurangi atau bahkan menghentikan keberlanjutan dari kebijakan HGBT ini.

"Tentunya ada evaluasi dari teman-teman dari Kemenperin untuk bisa melanjutkan ataupun mengurangi pasokannya atau menghentikan kebijakan HGBT," ujarnya.

Rizal menjelaskan, berdasarkan Keputusan Menteri ESDM No.134 tahun 2020, kebijakan HGBT sendiri akan berakhir pada tahun 2024. Meski begitu, Kementerian Perindustrian telah menyampaikan usulan untuk melanjutkan kebijakan tersebut.

"Hanya memang kami dari ESDM masih menunggu evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan HGBT yang sudah berjalan selama ini dan tentunya ketika HGBT itu diputuskan untuk diteruskan tentunya juga memperhatikan ketersediaan bagian negara yang digunakan untuk penyesuaian harga gas," tambahnya.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Gas Murah US$ 6 untuk Industri Dinilai Perlu Dikaji Ulang

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular