Internasional

Warga Arab Amerika Ngamuk! Kecam Dukungan Biden untuk Israel

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
Rabu, 28/02/2024 08:00 WIB
Foto: Para pengunjuk rasa berbaris menuntut gencatan senjata dan diakhirinya serangan Israel di Gaza, di New York City, AS, 22 Februari 2024. (REUTERS/EDUARDO MUNOZ)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mulai mendapatkan reaksi keras dari warga keturunan Arab di negara itu. Hal ini disebabkan dukungan orang nomor satu AS itu terhadap Israel yang saat ini intens menyerang Gaza, Palestina.

Kemarahan ini nampak saat kunjungan Biden ke Michigan awal bulan ini yang menjadi salah satu konsentrasi penduduk keturunan Arab di negara itu. Nampak kain keffiyeh Palestina digunakan warga dengan dilengkapi tanda-tanda bertuliskan "Tinggalkan Biden".

Saat ini pun kemarahan itu masih nampak. Saat para pemilih menuju tempat pemungutan suara di pemilihan pendahuluan Partai Demokrat di Michigan pada Selasa (27/2/2024), muncul kampanye mendesak Partai Demokrat untuk memilih "tidak berkomitmen" pada kekerasan Israel ke Gaza sebagai protes.


Pemungutan suara pendahuluan pada dasarnya akan menjadi pembuktian mengenai apa yang dirasakan sebagian besar pemilih Partai Demokrat di negara bagian tersebut terhadap Biden. Ini juga dapat menjadi indikator kemungkinan kemenangan di wilayah itu pada pemilihan presiden mendatang.

Komunitas Arab-Amerika di Michigan memberikan suara terbanyak untuk Biden pada tahun 2020, membantunya memimpin negara dan mengalahkan Presiden Donald Trump yang saat itu menjabat. Namun jumlah penduduknya bisa menjadi faktor penentu apakah Biden akan menjadi presiden tahun ini, dan 15 Electoral College juga akan ikut menentukannya.

"Pemilihan Presiden Biden di AS dapat berbalik di dua atau tiga negara bagian," kata Fred Kempe, CEO Dewan Atlantik, kepada CNBC International.

"Contohnya salah satu negara bagian, Michigan, yang (yang) dimenangkan Biden dengan suara lebih sedikit pada pemilu lalu dibandingkan jumlah suara warga Amerika keturunan Arab yang mungkin akan menentangnya, karena apa yang terjadi di Timur Tengah. Jadi ini adalah situasi internasional bagi Biden, ini juga merupakan situasi politik dalam negeri."

AS telah mengirim senjata canggih senilai miliaran dolar untuk memasok Israel sebelum dan sejak serangan milisi Gaza, Hamas pada 7 Oktober. Serangan tersebut menewaskan sekitar 1.200 orang di sana dan menyandera 240 orang lagi, menurut pihak berwenang Israel.

Tanggapan militer Israel, yang telah dikritik tajam oleh banyak pemimpin dunia dan organisasi bantuan, telah membuat sekitar 1,9 juta orang di Gaza terpaksa mengungsi dan menewaskan 30.000 warga sipil. PBB mengatakan setengah juta orang di wilayah kantong yang terkepung menghadapi kelaparan.

Biden telah menyatakan dukungannya terhadap pembentukan negara Palestina yang merdeka. Ia juga telah meminta Israel berbuat lebih banyak untuk melindungi kehidupan warga sipil di Gaza.

Namun para kritikus mengatakan kata-kata tersebut tidak ada artinya jika pemerintah menolak menggunakan pengaruhnya untuk memaksa pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk mengubah arah.

Pejabat senior Gedung Putih bertemu dengan para pemimpin masyarakat di Michigan pada tanggal 8 Februari. Dalam momen itu, wakil penasihat keamanan nasional AS Jon Finer mengakui tindakan dan "kesalahan" pemerintah sehubungan dengan konflik Israel-Palestina dan perang di Gaza.

"Kami sangat menyadari bahwa kami telah salah langkah dalam merespons krisis ini sejak 7 Oktober," kata Finer dalam rekaman pertemuan tertutup yang dipublikasikan The New York Times.

Finer menambahkan bahwa dirinya tidak percaya pada pemerintahan Israel saat ini. Menurutnya, pihaknya sebagai sekutu mitra Israel melakukan kealpaan dalam melindungi masyarakat Palestina.

"Kami telah meninggalkan kesan yang sangat buruk berdasarkan akuntansi publik yang sama sekali tidak memadai mengenai seberapa besar presiden, pemerintah, dan negara menghargai kehidupan warga Palestina," lanjutnya.


(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Kejam! Israel Bunuh Warga Gaza Yang Antre Jatah Bantuan