
Geger Skandal Presiden Hungaria, Ini Wajah Baru Penggantinya
Parlemen menunjuk Ketua Mahkamah Konstitusi Tamas Sulyok sebagai presiden berikutnya menggantikan Katalin Novak yang tiba-tiba mengundurkan diri karena skandal.

Saat ini, Hungaria memiliki seorang presiden terpilih yang akan menggantikan Katalin Novak. Parlemen pada Senin (26/2/2024) menunjuk Ketua Mahkamah Konstitusi Tamas Sulyok sebagai presiden berikutnya. (REUTERS/Bernadett Szabo)

Tamas Sulyok terpilih sekitar dua pekan setelah Katalin Novak tiba-tiba mengundurkan diri pada Sabtu (10/2/2024) karena terlibat dalam skandal pelecehan seksual di panti asuhan. (REUTERS/Bernadett Szabo)

Terlebih lagi, setelah skandal yang melibatkan Novak dan tampaknya bertentangan dengan salah satu prinsip utama partainya, yaitu komitmennya terhadap nilai-nilai kekeluargaan dan Kristen tradisional. (REUTERS/Bernadett Szabo)

Tamas Sulyok, mantan ketua Mahkamah Konstitusi Hongaria, menandatangani sumpah sebagai Presiden. Dilansir Reuters pada Selasa (27/2/2024), terpilihnya Sulyok dengan cepat diharapkan dapat membantu Perdana Menteri Viktor Orban mendapatkan kembali inisiatif politik. (AP Photo/Denes Erdos)

Dalam pidato singkatnya setelah terpilih, dia berjanji akan memprioritaskan transparansi dalam keputusannya mengenai pengampunan dan penghargaan presiden. (Zoltan Mathe/MTI via AP)

Dia dijadwalkan akan resmi menjabat sebagai Presiden Hungaria mulai 5 Maret. Sementara itu, Katalin Novak mengundurkan diri setelah mendapatkan tekanan karena keputusannya untuk memberi pengampunan kepada seorang pria yang dihukum karena terlibat dalam menutupi kasus pelecehan seksual di panti asuhan negara itu. (REUTERS/Bernadett Szabo)

Dikutip AFP Sulyok telah menjabat sebagai hakim konstitusi sejak 2014 dan menjadi Ketua Mahkamah Konstitusi Hungaria sejak 2016. Mandat ini didapatinya dengan dukungan anggota parlemen dari partai berkuasa, Fidesz. (REUTERS/Bernadett Szabo)

Sementara itu, pihak oposisi mengkritik pencalonan Sulyok yang kurang memiliki pengalaman politik. Sekitar 3.000 orang melakukan protes pada hari Minggu yang diselenggarakan oleh empat partai oposisi untuk menyerukan pemilihan presiden secara langsung. Meskipun, jabatan presiden Hungaria sebagian besar memiliki sifat seremonial. (REUTERS/Bernadett Szabo)