
Zulkifli Hasan Jelaskan Penyebab Utama Harga Beras Masih Mahal

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan ( Zulhas) membantah adanya praktik spekulan ada praktik spekulan yang memanfaatkan situasi hingga memicu harga beras terus mahal dan pecah rekor. Menurutnya, harga beras yang tengah melonjak ini disebabkan pasokan beras yang tidak ada, karena belum masuk panen raya.
"Nggak ada (spekulan). (Harga beras tinggi) ini ya memang karena barangnya nggak ada. Barangnya belum panen," kata Zulhas saat ditemui wartawan di Pasar Klender, Jakarta Timur, Senin (26/2/2024).
Zulhas menjelaskan, ketidaktersediaan pasokan beras ini disebabkan masa panen raya yang pindah, di mana yang seharusnya September mulai masuk masa tanam, namun baru dimulai pada bulan Januari, sehingga terjadi keterlambatan panen.
"Panennya pindah. Harusnya September nanem, sekarang nanamnya geser kan jadi Januari. Artinya, panen paling cepat Maret, April, Mei, Juni," jelasnya.
Panel Harga Badan Pangan mencatat, hari ini Senin (26/2/2/204), harga beras premium naik Rp70 ke Rp16.370 per kg dan beras medium naik Rp50 ke Rp14.300 per kg.
Sepekan lalu, 19 Februari 2024, harga beras premium tercatat di Rp16.090 per kg dan beras medium di Rp14.080 per kg. Harga tersebut adalah rata-rata harian nasional di tingkat pedagang eceran.
Tambah Impor
Sementara itu, pemerintah memutuskan menambah impor beras sebanyak 1,6 juta ton tahun ini. Hal itu diungkapkan oleh Direktur Impor Ditjen Perdagangan Laur Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Arif Sulistyo dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah 2024 yang ditayangkan akun Youtube Kemendagri, Senin (26/2/2024).
"Dari rencana impor beras yang telah disepakati dalam NK )neraca komoditas) 2024 untuk alokasi impor untuk beras keperluan umum itu total 2 juta ton penugasan Bulog," katanya.
"Kemudian ada penambahan berdasarkan Rakortas Kementerian Koordinator Perekonomian tanggal 5 Februari 2024 terdapat penambahan impor beras untuk keperluan umum sebesar 1,6 juta ton," tambah Arif.
Zulhas menyebut produksi beras dalam negeri yang masih minim jadi pertimbangan pemerintah memutuskan menambah kuota impor beras di tahun 2024 menjadi 3,6 juta ton.
"Tahun ini 2 juta (ton impor beras) dan 1,6 juta ton. (Jadi totalnya) hampir 3,6 juta ton. Dalam perjalanan 500 ribu ton sudah masuk, stok Bulog per kemarin dapat laporan 1,4 juta ton," kata Zulhas saat ditemui wartawan di Pasar Klender, Jakarta Timur, Senin (26/2/2024).
(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mendag & OIKN Yakinkan Investor Berinvestasi di IKN
