Program BRI Peduli "Yok Kita Gas" Sukses Atasi Sampah di 40 Kota

Khoirul Anam, CNBC Indonesia
22 February 2024 17:52
BRI
Foto: dok BRI

Jakarta, CNBC Indonesia PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk melakukan berbagai inisiatif dalam mengatasi persoalan sampah. Salah satunya melalui program BRI Peduli Yok Kita Gas.

Sejak digulirkan pada 2021, program ini telah dilaksanakan di 41 lokasi di Indonesia yang terdiri dari 5 lokasi di Pasar Tradisional dan 36 lokasi di lingkungan masyarakat.

Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto mengungkapkan bahwa BRI Peduli Yok Kita Gas memberikan dampak bagi masyarakat di berbagai wilayah baik dari sisi sosial, ekonomi, dan lingkungan. Hal ini sejalan dengan komitmen BRI mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals) yang tersirat pada Pilar Pembangunan Sosial, Pilar Pembangunan Ekonomidan Pilar Pembangunan Lingkungan.

"Masyarakat di berbagai wilayahterutama wilayah padat pemukiman atau wilayah kota mendapatkan manfaat dari program ini, antara lain wawasan tentang kondisi pengelolaan sampah, mendapatkan keterampilan dalam memilah sampah dari rumah, sehingga mampu mengatasi persoalan sampah dari rumah tangga," ungkap dia dikutip dalam keterangan pers, Kamis (22/2/2024).

Dia menjelaskan dari sisi sosial, masyarakat mendapatkan edukasi tentang pengelolaan sampah serta pelatihan pengelolaan sampah, pelatihan pembuatan laporan, pelatihan pembukuan, pelatihan manajemen sumber daya manusia, dan pemakaian alat-alat pengelolaan sampah. Selain itu, sebanyak 3.065 pedagang pasar di berbagai wilayah tercatat telah mengikuti sosialisasi tentang bank sampah dan pengelolaan sampah di pasar.

Sedangkan dari sisi lingkungan, BRI Peduli Yok Kita Gas memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pemilahan sampah baik organik maupun anorganik. Dimana sampah yang terkumpul dipilih dan dipilah menjadi sampah organik dan anorganik untuk kemudian diolah menjadi barang-barang bernilai ekonomis. 

Dalam mendukung pengelolaan sampah tersebut, BRI pun telah menyalurkan 173 unit bak maggot komunal dan 50 unit kandang Black Soldier Fly (BSF).

"Hasilnya hingga saat initerkumpul 236.153 kg sampah organik dan 471.323 kg sampah anorganik di bank sampah. Selain itutercatat sebanyak 6.921,5 kg maggot terjual dan sebanyak 34.739.868 Kg CO2e karbon tereduksi melalui bank sampah," ungkap Catur.

Kemudian dari sisi ekonomi, Gerakan Anti Sampah Yok Kita Gas membawa cara pandang masyarakat tentang mengubah sampah jadi uang.

Dia menjelaskan dalam hal ini, sampah anorganik akan dicacah menggunakan alat yang disediakan BRI bagi masyarakat. Setelah dicacah, sampah pun dijual kepada pengumpul dan masyarakat memperoleh pendapatan.

"Hasilnya, tercatat total tabungan masyarakat yang melakukan penukaran sampah jadi duit di bank sampah sebanyak Rp 104.420.916 dengan jumlah nasabah bank sampah yang terdaftar sebanyak 8.699 nasabah," jelas Catur.

Lebih lanjut, Catur menjelaskan, BRI Peduli Yok Kita Gas merupakan program pengelolaan sampah terpadu yang mengoptimalkan lahan dan sumber daya yang dimiliki secara berkelanjutan. Pada akhirnya gerakan ini dapat meningkatkan kesehatan masyarakat, mendorong terciptanya energi bersih dan terjangkau, serta membantu penanganan perubahan iklim.

"Sampah yang dibuang diharapkan dapat dikelola dan dimanfaatkan menjadi energi listrik, didaur ulang menjadi industri kertas, dimanfaatkan untuk campuran aspal, bahan baku plastik atau untuk jenis organik, bisa dikelola menjadi kompos atau sumber energi listrik,"imbuhnya.

Pada pelaksanaannya, BRI Peduli Yok Kita Gas diimplementasikan dalam dua bentukyaitu melalui Yok Kita Gas dipasar tradisional dan di lingkungan masyarakat (Stand Alone Location).

Untuk implementasi di lingkungan masyarakat, pelaksanaan program dilakukan di lokasi Bank Sampah atau Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) yang dikelola oleh masyarakat padat penduduk baik di kota/desa.

Sedangkan untuk dipasar tradisional, program ini dilakukan di 5 lima pasar tradisional dengan peringkat terbaik dalam program pasar.id yang berlokasi di kota Bandung, Semarang, Surabaya, Malangdan Denpasar.

"Kami menyadari bahwa pasar merupakan salah satu sarana publik tempat berlangsungnya aktivitas ekonomi masyarakat, di mana aktivitas dipasar menimbulkan sampah setiap hari. Oleh Karena itu, kami mengajak pedagang maupun masyarakat yang beraktivitas di pasar untuk menjaga kebersihan pasardi mana sampah yang dihasilkan dapat dipilah dan diolah dengan tepat,"pungkas Catur.


(dpu/dpu)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article BRI Peduli Salurkan Bantuan CSR untuk Dua SDN di Bogor

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular