Internasional

PBB Setop Kirim Bantuan ke Gaza, Warga Palestina Sekarat!

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
21 February 2024 18:30
Warga Palestina mengantri untuk mendapatkan makanan gratis di Rafah, Jalur Gaza, Jumat, 16 Februari 2024. (AP Photo/Fatima Shbair)
Foto: Warga Palestina mengantri untuk mendapatkan makanan gratis di Rafah, Jalur Gaza, Jumat, 16 Februari 2024. (AP Photo/Fatima Shbair)

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan pangan PBB, WPF, pada Selasa (21/2/2024) telah menghentikan pengiriman bantuan ke Gaza Utara. Hal ini disebabkan serangan Israel yang telah meruntuhkan ketertiban sipil di wilayah tersebut.

Penangguhan terbaru ini meningkatkan kekhawatiran akan kelaparan di Gaza Utara, yang hampir sepenuhnya terputus dari bantuan sejak akhir Oktober di tengah perang Israel yang menghancurkan wilayah tersebut.

"Keputusan ini tidak bisa dianggap enteng karena hal ini berisiko menyebabkan banyak orang meninggal karena kelaparan. Keselamatan dan keamanan dalam penyaluran bantuan pangan penting, dan bagi mereka yang menerimanya, harus terjamin," katanya dikutip Al Jazeera.

Badan tersebut mengatakan pihaknya pertama kali menghentikan pengiriman ke wilayah Utara tiga minggu lalu setelah serangan menghantam truk bantuan. Mereka mencoba melanjutkan pengiriman pada minggu ini namun konvoi menghadapi tembakan dan kerumunan orang yang kelaparan melucuti barang-barang dan memukuli sopir.

Rekaman dari lokasi operasi, yang diverifikasi oleh Al Jazeera, menunjukkan warga Palestina melarikan diri untuk berlindung di tengah suara tembakan dan kepulan asap bom asap setelah kepulan bom datang. Saksi mata mengatakan satu orang tewas dan banyak lainnya terluka dalam serangan tersebut.

Video tersebut juga menunjukkan anak-anak Palestina menyendok tepung yang tumpah dari tanah setelah salah satu karung dibuka.

Penangguhan bantuan ke wilayah Utara terjadi di tengah penurunan tajam masuknya truk bantuan ke seluruh Gaza. Kantor Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) mengatakan jumlah rata-rata truk bantuan yang memasuki Gaza telah menurun dari 140 truk per hari di Januari menjadi 60 truk per hari di Februari.

"Ketika pasokan sampai ke Gaza, staf PBB dan kelompok bantuan tidak dapat mengambilnya di titik persimpangan karena kurangnya keamanan dan pelanggaran hukum dan ketertiban", menurut Eri Kaneko, juru bicara OCHA.

Shane Low, juru bicara Dewan Pengungsi Norwegia, menggambarkan kondisi pekerja kemanusiaan di Gaza sebagai tidak dapat diterima karena lingkungan yang sangat berbahaya.

"Tidak ada jaminan keselamatan staf kemanusiaan, baik karena Israel menargetkan konvoi, Israel menargetkan polisi yang berada di sana untuk melindungi konvoi, dan tentu saja karena keputusasaan karena kurangnya bantuan yang masuk," ujarnya.

Israel telah berjanji untuk tidak menghentikan kampanyenya di Gaza sampai milisi penguasa wilayah itu, Hamas, dihancurkan dan semua sandera yang tersisa dari kelompok tersebut telah dibebaskan. Ini menyusul serangannya pada tanggal 7 Oktober terhadap Israel.

Meski begitu, serangan Israel ke Gaza telah menimbulkan 29.092 sejak 7 Oktober. Kementerian Kesehatan Gaza melalui saluran Telegram-nya juga mengatakan total 69.028 orang lainnya terluka sejak Israel melancarkan kampanye militer besar-besaran di Jalur Gaza.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tentara Israel Blokir Jalan, Ribuan Warga Gaza Tak Bisa Pulang

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular