Pentingnya Penerapan ESG dalam Industri Perikanan
Jakarta, CNBC Indonesia - Laut Indonesia memiliki potensi nilai ekonomi yang sangat besar. Hal ini bisa dilihat dari berbagai hasil produk laut di Indonesia yang punya nilai ekspor tinggi, diantaranya udang, rumput laut, tilapia, kepiting, dan lobster.
Untuk itu, dalam mendorong potensi laut di masa yang akan datang dibutuhkan ketegasan dan komitmen dari berbagai pihak untuk mendorong implementasi prinsip Environmental, Social, dan Governance (ESG) guna mewujudkan keberlanjutan ekosistem laut.
Melihat hal itu, Aruna sebagai perusahaan perikanan yang terintegrasi menggelar menggelar Indonesia Ocean Sustainability Forum (IOSF) dengan mengangkat tema "Navigating the Blue Economy: Promoting the Sustainable Indonesian Ocean Industry".
Kegiatan ini turut dihadiri oleh sejumlah pemangku kepentingan lintas disiplin baik domestik maupun internasional mulai dari akademisi, advisor, pemerintahan seperti KKP, Kemenkomarves, Kemendag, dan Bappenas.
Secara khusus, diskusi ini dihadiri langsung sejumlah pembicara, seperti Dr. Darian Mcbain (Outsourced Chief Sustainability Officer Asia, Former CSO Thai Union), Lauren Blasco (Head of ESG, AC Ventures), Rahajeng Pratiwi (Program Lead for Sustainable Finance Program, IFC), Prof. Luky Adrianto (Guru Besar FPIK IPB University dan Sustainability Advisor Indonesia), untuk membahas pentingnya implementasi ESG dalam praktik bisnis dari berbagai perspektif.
Guru Besar FPIK IPB University dan Sustainability Advisor Indonesia, Luky Adrianto mengatakan bahwa keberlanjutan sejatinya penting bagi setiap perusahaan, tetapi dua kali lipat jauh lebih penting bagi industri yang mengelola sumber daya alam.
"Jika Aruna, misalnya, mendefinisikan dirinya sebagai perusahaan perikanan, maka harap dipahami bahwa keberlanjutan adalah DNA inti atau jantungnya perusahaan," jelasnya, Selasa, (20/2/2024).
Sementara itu, Program Lead for Sustainable Finance Program, IFC, Rahajeng Pratiwi menambahkan, program keberlanjutan saat ini menjadi sebuah keharusan yang harus dilakukan oleh berbagai pihak, demi masa depan.
"Jika kita makan ikan hari ini dan jika cucu-cucu kita masih bisa makan ikan dengan kuantitas dan kualitas yang sama 10 tahun kemudian dari hari ini, itulah yang disebut keberlanjutan. Jika sebuah perusahaan mengklaim bahwa perusahaan tersebut berkelanjutan, yang memang sesungguhnya adalah sebuah keharusan, ya, boleh saja, tetapi jangan kemudian greenwash atau klaim berlebihan dan semenggoda apapun untuk menempatkan 'klaim bagus' tersebut ke laporan keberlanjutan perusahaan," pungkasnya.
Pada kegiatan IOSF ini, Aruna juga merilis komitmen perusahaan terhadap keberlanjutan, yakni "SEA Pledge 2030". SEA Pledge 2030 adalah wujud komitmen dan transparansi Aruna untuk mencapai kinerja perusahaan yang sehat dan sustainable pada 2030 mendatang.
Aruna mengintegrasikan SEA Pledge ke dalam bisnis proses yang dituangkan dalam SEA for All Commitment 2030. SEA for All Commitment 2030 ini meliputi tiga hal utama, yaitu Sustainably sourced seafood, Empowering stakeholders, dan Advocating for sustainability. Komitmen ini menjadi sebuah peta jalan untuk mencapai visi besar Aruna: menjadikan Indonesia sebagai pusat maritim di dunia pada tahun 2045.
"Sea Pledge 2030 memiliki visi dan timeline yang sangat jelas. Yang penting sekarang adalah bagaimana kita dapat menyediakan data yang nyata, sesuatu yang mudah dicerna oleh pemangku kepentingan terkait. Selalu berikan mitigasi risiko, komunikasi, dan transparansi," ujar Head of ESG, AC Ventures, Lauren Blasco.
Aruna juga memanfaatkan kesempatan ini untuk secara resmi mengumumkan kerja samanya dengan USAID di program Ber-IKAN (Bersama Kelola Perikanan). Wildan selaku Small Scale Fisheries Lead USAID, mengatakan,
"Aruna bermitra dengan USAID Ber-IKAN untuk membantu realisasi ekosistem laut yang sehat, memajukan perikanan skala kecil, dan mempromosikan makanan laut berkelanjutan. Kemitraan antara Aruna dan USAID Ber-IKAN tentu bertujuan untuk memperkuat mata pencaharian nelayan skala kecil dan komunitas nelayan. Kami bahkan juga ingin mewakili para perempuan, pemuda, masyarakat adat, dan kelompok minoritas. Aruna, secara khusus, juga berupaya untuk memperluas ketersediaan makanan laut berkelanjutan di pasar domestik melalui kontribusi dan solusi kolaboratif," pungkasnya.
Sementara itu, Co-Founder dan Chief Sustainability Officer Aruna, Utari Octavianty mengatakan, penyelenggaraan IOSF 2024 ini, ditambah dengan keterlibatan Aruna di berbagai forum keberlanjutan yang diadakan oleh pihak lain, merupakan wujud dari intensi Aruna untuk menjaga hubungan baik dengan para pihak tersebut. "Bersama, kita ciptakan kredibilitas dan dukungan terhadap keberlanjutan," tutup Utari.
(dpu/dpu)