Internasional

AS Semprot China soal 'Hantu' Dumping, Babak Baru Perang Dagang?

luc, CNBC Indonesia
21 February 2024 14:30
Shopping cart is seen through broken glass in front of U.S. and Chinese flag displayed in this illustration taken January 30, 2023. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration
Foto: REUTERS/DADO RUVIC

Jakarta, CNBC Indonesia - Pejabat Departemen Keuangan Amerika Serikat (AS) mengancam akan mengambil tindakan jika China membanjiri pasar dunia dengan barang-barang berharga lebih rendah dalam upaya menopang sektor industri yang mengalami stagnasi.

"Seluruh dunia akan merespons, dan mereka tidak melakukannya dengan cara baru yang anti-China, mereka merespons kebijakan China," kata Jay Shambaugh, Wakil Sekretaris Departemen Urusan Internasional Depkeu AS, kepada Financial Times, dikutip Rabu (21/2/2024).

Adapun indeks manajer pembelian (PMI) Januari yang dirilis oleh biro statistik China menunjukkan peningkatan produksi, namun sektor manufaktur masih terkontraksi, dengan hanya perusahaan-perusahaan besar yang memiliki kinerja sedikit lebih baik dari bulan ke bulan.

Jumlah yang dibelanjakan Beijing untuk subsidi industri sama besarnya dengan negara-negara besar lainnya.

Sebuah laporan yang diterbitkan oleh lembaga think tank Center for Strategic and International Studies memberikan perkiraan konservatif sebesar US$248 miliar secara nominal pada 2019. Negara ini diperkirakan mengeluarkan dana dua kali lebih banyak untuk mendukung industrinya dibandingkan Amerika Serikat.

Dilansir Newsweek, para pejabat dan eksekutif sangat prihatin dengan kendaraan listrik dan panel surya China. Negara tersebut menguasai lebih dari 80% kapasitas produksi panel surya dunia dan menyumbang lebih dari 60% penjualan kendaraan listrik global pada 2022.

Keunggulan kompetitif China dapat mengancam kelangsungan industri-industri ini di AS. Undang-Undang Pengurangan Inflasi yang ditandatangani Presiden Joe Biden menghabiskan lebih dari US$70 miliar untuk rantai pasokan kendaraan listrik dan lebih dari US$10 miliar untuk produksi tenaga surya.

Shambaugh memimpin delegasi lima pejabat senior Departemen Keuangan ke Beijing bulan ini untuk membahas berbagai masalah. Hal ini mencakup potensi kerja sama seperti perubahan iklim dan juga subsidi China yang menurut Washington akan menambah kelebihan produksi China dan mungkin menjadikan pembuangan produk dengan harga lebih rendah sebagai strategi yang menggiurkan.

"Kami khawatir bahwa kebijakan dukungan industri China dan kebijakan makro yang lebih fokus pada pasokan daripada memikirkan dari mana permintaan akan datang, keduanya mengarah pada situasi di mana kelebihan kapasitas di China berdampak pada pasar dunia, "kata Shambaugh.

AS sejatinya tidak sendirian dalam kekhawatirannya. Musim gugur yang lalu, Uni Eropa mengumumkan peluncuran penyelidikan anti-subsidi terhadap lonjakan impor kendaraan listrik China di Eropa.

Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen mengatakan harga kendaraan ini "dibuat tetap rendah" karena "subsidi negara yang besar" dari China.

Ketika ditanya tentang penyelidikan UE, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Mao Ning mengatakan perkembangan lompatan besar dalam industri otomotif China telah menyediakan produk-produk hemat biaya dan berkualitas tinggi kepada dunia.

"Setiap satu dari tiga mobil yang diekspor dari China adalah sebuah mobil listrik, yang memberikan kontribusi signifikan terhadap transisi dunia yang ramah lingkungan dan rendah karbon," ujarnya.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article China Siap 'Invasi' AS, Pemerintahan Biden Waswas

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular