Internasional

Laut Merah Makin Membara, Uni Eropa Kirim Kapal Perang

sef, CNBC Indonesia
21 February 2024 07:42
Kapal kargo Galaxy Leader dikawal kapal Houthi di Laut Merah dalam foto yang dirilis 20 November 2023. (Houthi Military Media/Handout via REUTERS)
Foto: Laut Merah. (via REUTERS/HOUTHI MILITARY MEDIA)

Jakarta, CNBC Indonesia - Situasi Laut Merah, wilayah pelayaran dunia yang mengangkut 12% logistik global, makin panas. Uni Eropa (UE) dilaporkan akan mengirimkan kapal perangnya ke wilayah itu, untuk mengamankan kapal-kapal yang melintas.

Hal ini ditegaskan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen. Bukan hanya Laut Merah, militer juga akan beroperasi di Teluk Aden dan perairan sekitarnya.

"Eropa akan menjamin kebebasan navigasi di Laut Merah, bekerja sama dengan mitra internasional kami," tegasnya dikutip Rabu (21/2/2024).

"Di luar respons krisis, ini merupakan langkah menuju kehadiran Eropa yang lebih kuat di laut untuk melindungi kepentingan Eropa," tambahnya.

Hal ini juga dibenarkan Menteri Luar Negeri Italia Antonio Tajani. Ia mengkonfirmasi peluncuran tersebut dalam pertemuan para menteri luar negeri di Brussels, Belgia.

"Llangkah penting menuju pertahanan bersama Eropa," katanya.

Sejauh ini Italia menyatakan akan menyumbangkan kapal. Ini juga diikuti Prancis, Jerman dan Belgia.

"Kapal Aspides, yang pusat komando operasionalnya berada di kota Larissa, Yunani, akan mendapat perintah untuk menembaki kelompok Houthi," ujar pejabat Uni Eropa dalam pernyataan terpisah ke badan pers Jerman.

" (Namun) hanya jika mereka menyerang terlebih dahulu dan tidak akan diizinkan untuk menembak terlebih dahulu," janjinya.

Sejak November, Houthi telah menyerang kapal-kapal komersial dan militer di Laut Merah. Penguasa Yaman itu menargetkan kapal-kapal yang terkait dengan Israel sebagai bentuk solidaritas terhadap warga Palestina di Jalur Gaza, yang telah diserang Israel sejak Oktober.

Kelompok tersebut kemudian mengatakan bahwa mereka memperluas targetnya dengan memasukkan kapal-kapal yang terkait dengan Amerika Serikat (AS) dan Inggris. Ini setelah Washington dan London melakukan serangan udara terhadap situs-situs Houthi di Yaman sebagai tanggapan atas serangan terhadap kapal-kapal tersebut.

Jumat lalu, seorang pejabat UE mengatakan negara yang paling dirugikan oleh serangan Houthi bukanlah Israel tetapi Mesir. Dimana penurunan lalu lintas telah menyebabkan hilangnya 40% pendapatan Otoritas Terusan Suez.

"Seiring dengan pengalihan rute pengiriman melalui Laut Merah, waktu pengiriman untuk pengiriman antara Asia dan UE meningkat 10 hingga 15 hari, dan biaya pengiriman ini meningkat sekitar 400%," kata Komisaris Ekonomi UE Paolo Gentilloni.

Senin, Houthi mengklaim serangan terhadap kapal kargo Rubymar, kapal kargo berbendera Belize, terdaftar di Inggris dan dioperasikan oleh Lebanon, di Laut Merah. Houthi mengatakan kapal tersebut berisiko tenggelam meski para awak selamat.

"Kapal itu terkena pukulan serius yang menyebabkannya berhenti total. Akibat kerusakan parah yang dialami kapal tersebut, kini kapal tersebut berisiko tenggelam di Teluk Aden," kata Juru Bicara Houthi Yahya Sarea.

Dia pun mengatakan kelompok itu juga menembak jatuh pesawat tak berawak (drone) AS di kota pelabuhan Hodeidah. Para pejabat AS sendiri mengaku tengah menyelidiki hal itu.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Serangan Houthi di Laut Merah Kian Ganas, 50 Kapal Dagang Terancam

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular