
Jokowi Siapkan Insentif Buat Perusahaan Migas yang Garap Blok Warim

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah akan menyiapkan insentif kepada perusahaan yang akan menggarap 'harta karun' berupa minyak dan gas bumi (migas) di Blok Warim, Papua.
Hal itu seperti yang disampaikan oleh Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Tutuka Ariadji.
Dia mengatakan bahwa pihaknya akan memberikan insentif pada perusahaan yang akan menggarap Wilayah Kerja (WK) yang sebelumya dinamakan Warim menjadi WK Akimeugah I dan Akimeugah II.
"Ada (insentif), Kalau Warim iya. Kita akan duduk bareng dengan yang berminat, kira-kira ekonomisnya bagaimana, kita serius akan hal itu," ujar Tutuka saat ditemui di Kantor Lemigas, Jakarta, Selasa (20/2/2024).
Adapun dia mengatakan belum ada perusahaan yang menggarap potensi migas 'raksasa' di Blok Warim. Dengan begitu, nantinya akan dilakukan studi bersama atau joint study bagi perusahaan yang berminat.
"Kita terbuka siapapun boleh, siapa yang bersedia boleh, kan tantanganya beda, di Warim itu infrastrukturnya nggak bagus jadi harus costly jadi berani gak seperti itu? Kalau berani oke terbuka saja. Pertamina misalnya nggak berani sendiri, berani sama orang lain silahkan," jelasnya.
Sebelumnya, Koordinator Pokja Pengembangan Wilayah Kerja (WK) Migas Konvensional Maruf Affandi mengatakan, area Warim saat ini telah dibagi menjadi dua wilayah kerja yakni Akimeugah 1 dan Akimeugah 2. Adapun kedua WK tersebut saat ini masih dalam proses untuk dilelang.
Menurut dia, selain mempunyai potensi yang cukup besar, namun terdapat tantangan dalam pengembangan Warim, seperti letaknya yang mempunyai medan cukup sulit.
"Kendala di sana medan, tapi dari sisi sumber daya kita evaluasi masih cukup menjanjikan masing-masing sekitar 10 miliar (barel) minyak ekuivalen. Menantang tapi juga memiliki potensi," ungkapnya dalam Konferensi Pers di Jakarta, Selasa (16/1/2024).
Adapun potensi minyak yang berada di area Warim diperkirakan mencapai 20 miliar barel per hari.
(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Prabowo: Ada yang Mau Pisahkan Saya dan Jokowi