Internasional

Ekonomi Eropa Nelangsa, Prancis Revisi Pertumbuhan di Bawah 1%

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
19 February 2024 11:58
Menara Eiffel dan basilika Sacre Coeur, di kejauhan, terlihat Selasa, 9 Januari 2024 di Paris dengan suhu turun di bawah nol derajat Celcius. (AP Photo/Christophe Ena)
Foto: Menara Eiffel, Prancis (AP/Christophe Ena)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perkiraan pertumbuhan ekonomi Prancis pada 2024 telah direvisi dari 1,4% menjadi 1%. Hal ini disampaikan Menteri Keuangan Prancis Bruno Le Maire dalam sebuah wawancara pada Minggu waktu setempat.

"Revisi tersebut mempertimbangkan konteks geopolitik baru," katanya kepada televisi TF1, merujuk pada isu-isu perang di Ukraina, seperti dikutip AFP, Senin (19/2/2024).

Revisi perkiraan pertumbuhan Le Maire sejalan dengan perkiraan lainnya. Sebelumnya, Bank of France memperkirakan pertumbuhan mendekati 0,9% sementara Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan 1,0% dan Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) memperkirakan 0,6%.

Dengan penerimaan pajak yang lebih lemah dari perkiraan, Le Maire mengatakan artinya Prancis harus segera melakukan penghematan sebesar 10 miliar euro (sekitar Rp168.6 triliun) untuk memenuhi target anggarannya. Ia menyebut setidaknya 5 miliar euro harus dikeluarkan dari anggaran sehari-hari semua kementerian di negara tersebut.

Pemerintah pun akan memotong bantuan negara dan pembangunan sebesar hampir 1 miliar euro. Sedangkan 1 miliar euro lainnya akan dikeluarkan dari anggaran khusus yang mensubsidi rumah tangga yang beralih ke sumber energi terbarukan.

"Kami tidak akan menaikkan pajak," kata Le Maire, menambahkan bahwa mereka bahkan akan mempertahankan rencana pemotongan pajak untuk kelas menengah.

Le Maire menyebut Kementerian Keuangan masih menargetkan defisit publik menjadi 4,4% PDB pada tahun 2024. Ini lebih rendah dari perkiraan tahun 2023 sebesar 4,9%.

Sementara Jean-Rene Cazeneuve, pelapor anggaran parlemen, mengatakan bahwa "penghematan yang diumumkan memungkinkan kita untuk tetap berada pada jalur pengurangan utang". Namun Anne Bringault, kepala program di Jaringan Aksi Iklim Perancis, salah satu badan yang terkena dampak pemotongan tersebut, mengkritik tindakan tersebut dan menyebutnya tidak adil.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Belanja Kuat, Ekonomi Prancis Tumbuh 0,1% di Q3 2023

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular